Pengamat Politik Sarankan Jokowi Mundur, Simak 5 Alasannya -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pengamat Politik Sarankan Jokowi Mundur, Simak 5 Alasannya

Sabtu, 11 November 2023 | November 11, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-11-11T10:08:59Z

Keputusan Gibran Rakabuming Raka jadi cawapres mengundang reaksi Connie Rahakundini Bakrie. Putra Presiden Jokowi tersebut diketahui mundur dari PDIP.

Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie tak segan-segan minta Jokowi mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI.

Saran agar presiden mundur karena Connie Rahakundini Bakrie menilai Jokowi tidak menjalankan fatsun politik (etika politik.red).

Connie memaparkan alasan kenapa Joko Widodo pantas mengundurkan diri dari jabatannya sebagai orang nomor satu di negeri ini.

Berikut ulasannya:

1. Tidak Konsisten

Sebelumnya Joko Widodo pernah mengatakan tetap akan memantau pemilu tahun 2024 agar berjalan baik.

Presiden RI yang telah menjabat 2 periode tersebut mengatakan dengan istilah ‘cawe-cawe.’ Kata tersebut berasal dari Jawa yang artinya ikut serta menangani suatu hal.

Bila merujuk pada asal kata tersebut, Joko Widodo akan cawe-cawe pemilu berarti beliau tetap akan ikut andil dalam melancarkan terselenggaranya pemilu presiden 2024.

Cawe-cawe yang dimaksud bukan mengintervensi atau mengatur hasil pemilu, melainkan lebih pada gagasan akan memantau dan merealisasikan pemilu sesuai dengan aturan konstitusi.

Namun belakangan Presiden Joko Widodo mengatakan tak akan cawe-cawe dalam pemilu 2024. Hal ini jelas ada ketidak konsistenan presiden dalam berstatement.

“Pertama bilang akan cawe-cawe, mengakui akan cawe-cawe, kemudian bilang tidak akan cawe-cawe” kata Connie.

2. Pergantian Panglima TNI dipercepat

Connie juga menyoroti pergantian pimpinan TNI yang terjadi begitu cepat. Penggantian yang direncanakan awal november 2023, bisa jadi lebih awal.

“Buat saya aneh, kenapa mesti dipercepat (pergantian Panglima TNI.red).”

Lulusan S3 dari Universitas Indonesia itu tidak mempermasalahkan Jenderal Agus Subiyanto menjadi Panglima TNI menggantikan Laksamana Yudo Margono.

Namun ia menyayangkan kenapa presiden ingin mempercepat pergantian panglima yang baru, padahal sisa masa tugas pejabat sebelumnya masih menyisakan waktu yang cukup banyak.

“Saya sangat menghargai Pak Agus jadi panglima, kita tidak punya keberatan apapun, tapi kenapa harus cepat-cepat presiden melakukan ini, ini pertanyaan saya yang kedua kepada Presiden Joko Widodo.”

Telah diketahui bahwa Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan memasuki masa purna tugas atau pensiun pada 26 November 2023.

3. Intervensi MK

Pada kesempatan lain, Connie juga mengomentari soal putusan kontroversial Mahkamah Konstitusi yang seolah memberikan jalan leluasa bagi Gibran untuk nyawapres.

Memang bukan kewenangan eksekutif untuk mengatur yudikatif dalam mengambil keputusan, namun diketahui bahwa Ketua MK Anwar Usman adalah ipar Joko Widodo maka ia juga paman Gibran.

Memang benar tidak ada intervensi langsung presiden terhadap lembaga peradilan tingkat kasasi tersebut, namun alur yang berjalan cenderung menguntungkan bagi keluarga Joko Widodo.

Wajar masyarakat termasuk Connie curiga dengan putusan MK yang terkesan memihak tersebut menjadi perhatian khusus.

Kecurigaan tersebut seperti membuka kebenarannya setelah MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi) menyatakan bersalah dan memberhentikan Anwar Usman dari jabatan ketua MK

4. Tentara Bisa Digerakkan

Angkatan perang kita TNI dituntut untuk netral. Kita yakin bahwa prajurit sapta marga tersebut memegang teguh prinsip hanya untuk pertahanan kesatuan NKRI.

Namun perlu diingat bahwa TNI itu tetap dipimpin oleh kepala negara. Satuan militer kita harus patuh dan loyal pada pemerintah. Sebab panglima tertingginya adalah presiden.

“Saya masih percaya pak Agus (calon panglima TNI) itu bisa netral, tetapi sekali lagi, selama presiden itu menjadi panglima tertinggi bahwa dia mampu mengintervensi bisa, bisa donk” ujar Connie.

Sulit rasanya untuk yakin lagi di akhir masa jabatannya ini presiden tidak tergoda untuk melakukan intervensi terhadap tentara kita.

Setelah kita tahu bahwa MK saja bisa diintervensi, apalagi TNI yang komando tertingginya terletak pada telunjuk presiden.

“Contoh gini aja, kenapa MK bisa diintervensi, apa yang terjadi gitu lo, karena di MK itu pamannya Gibran” kata Connie membandingkan.

Meski demikian Connie berharap TNI tetap netral dan tidak ada intervensi dari pihak pemerintah untuk menggunakannya sebagai alat politik.

“Daya berharap jangan sampe angkatan bersenjata kita, tentara kita dipake untuk intervensi (politik.red)” ujar Connie tegas.

5. Khawatir People Power

Connie mengingatkan bahwa kekuasaan sebesar apapun tidak mampu membendung kekuatan rakyat kalau sudah bersatu untuk membuat suatu gerakan khusus.

“Sekuat apapun power, uang, kekuasaan, ketika masyarakat bergerak, tidak bisa tertahan.”

Demi menghindari terjadinya chaos (kekacauan), pakar di bidang pertahanan dan militer tersebut menyarankan Joko Widodo undur diri secara sukarela.

“Supaya hiruk pikuk ini berhenti, supaya people power yang saya khawatirkan nggak terjadi, mendingan pak presiden ngundurin diri deh, jadi enak gitu loh.” Connie sambil mengayunkan nada bicaranya serius.

Sebab melihat segala yang terjadi akhir-akhir ini secara nasional mengundang rakyat jadi suudzon (curiga) terhadap manuver liar yang dilakukan presiden.

“Jadi kita juga gak punya suudzon, saya ini kan rakyat ya, kan saya suudzon terus ni, nanti dia bantuin Gibran sampe kemana ni gitu kan.” lanjut Connie.

Ketimbang mengundang makan siang tokoh atau bakal calon untuk meredam ketegangan, wanita yang masuk dalam daftar pemimpin masa depan versi Massachusetts Institute of Technology (MIT) Boston, Amerika Serikat tersebut lebih menyarankan presiden resign.

“Udahlah biar gak ada kayak begitu-begitu lagi (suudzon.red) dan bapak juga gak usah pusing makan siang lagi-makan siang lagi gitu kan udah pak ngundurkan diri aja jadi enak, bapak juga mulus (lancar sampai selesai jabatan.red) tenang kan.” ungkap Connie di depan media.

Sumber: hajinews
Foto: Presiden Joko Widodo/Net
×
Berita Terbaru Update
close