Terungkap bagaimana nama Anies Baswedan muncul sebagai calon presiden dari Partai NasDem. Partai NasDem diketahui menjadi partai yang pertama kali mendeklarasikan dukungan mengusung Anies sebagai capres.
"Supaya singkat, kisah dimulai dari Mei 2022, saat Ketua Umum NasDem Surya Paloh mengundang Gubernur Jakarta Anies Baswedan ke pulau tempat Surya Paloh rehat," dikutip Akurat.co di akun X @arfibambani, Jumat (15/12/2023).
Dihimpun redaksi akun @arfibambani milik Arfi Bambani Amri, yang pernah tercatat sebagai jurnalis di sejumlah media dan kini menjabat Direktur Kampanye Digital Bappilu Partai NasDem. Terkait ini redaksi berupaya melakukan konfirmasi.
Anies, katanya, datang menemui Surya Paloh. Ada dua atau tiga petinggi NasDem lainnya menemani. Salah satunya adalah orang yang bercerita kepada Arfi mengenai pertemuan tersebut.
Surya Paloh menawarkan tiga opsi kepada Anies. Prinsipnya atas pertimbangan demi bangsa dan negara. Tawaran pertama, kata Arfi, Anies menjadi cawapres mendampingi Ganjar Pranowo. Tawaran kedua Anies menjadi capres dan atau menjadi gubernur lagi.
Anies saat itu menjawab siap apapun pilihannya. Anies dan Surya Paloh pun bersalaman.
Sejak itu, NasDem menjalin komunikasi dengan Anies dan kemudian juga berusaha menjangkau PDIP dan Ganjar Pranowo. Komunikasi dengan Anies sangat lancar. Namun dengan Teuku Umar selalu terkendala. Alasanya kena COVID dan sebagainya. Sementara Ganjar diam saja. Tak ada respons.
Pada 15 Juni 2022, Partai NasDem mengumumkan tiga nama calon presiden. Sesuai urutan nomor ketiganya adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Andika Perkasa. Keputusan tiga nama capres ini merupakan hasil Rakernas NasDem.
Anies merespons pengumuman capres dengan apresiasi yang baik sementara Ganjar tetap diam dan 'Teuku Umar' dingin-dingin saja.
"Gondangdia juga tawarkan Ganjar-Anies ini ke Pak Lurah. Pak Lurah janjikan jawaban beberapa waktu kemudian, kalau tak salah sebulan dua," katanya.
Mengapa NasDem mengajukan Ganjar-Anies? Bagi NasDem, Ganjar-Anies pasangan rekonsiliasi bangsa dan negara pasca-keterbelahan di Pemilu 2019.
"Namun Pak Lurah meneng ae. Dua bulan yang ditunggu, tak ada respons. Malah AB hendak dikriminalisasi,"
Operasi kriminalisasi diperkuat informasi bahwa ada seorang oknum yang membiayai wartawan untuk setiap hari nanya kasus Formula E di KPK. Tujuannya agar Anies di-downgrade atau bahkan malah gagal maju ke Pemilihan Presiden.
Akhir September 2022 upaya kriminalisasi makin kencang. Anies terancam jadi tersangka.
NasDem akhirnya mengundang pimpinan PKS dan Demokrat bertemu untuk membicarakan hal ini. Dalam pertemuan Surya Paloh menawarkan deklarasi bersama mengumumkan Anies capres sebagai bagian upaya penyelamatan.
"Prinsipnya kira-kira begini: Lebih baik digebuki di tempat yang terang, daripada di tempat yang gelap. Namun PKS & Demokrat tak berani saat itu. Belakangan kita tahu Demokrat berkhianat.
"SP (Surya Paloh) sampai bicara begini: Apa kalian rela besok mau nikah, hari ini pengantin kalian diperkosa orang? Kalau Abang tak rela. Marwah bagi Abang," tulis Arfi.
Pada 3 Oktober 2022 NasDem kemudian mengumumkan Anies sebagai capres. Dengan pengumuman ini maka opsi 1 dimana Ganjar menjadi capres dari Nasdem gugur. Apalagi dari Mei hingga September 2023 baik PDIP, Jokowi, maupun Ganjar, tetap tidak merespons dengan tawaran NasDem.
Makna lainnya, siapapun yang ingin mengkriminalisasi Anies maka akan berhadapan dengan NasDem dan Surya Paloh.
Deklarasi Nasdem menusung Anies sendiri diputuskan hanya dalam waktu 2 hari. Anies baru tahu diusung NasDem pada 1 Oktober.
"1 Oktober pagi itu dia sedang berada di Jawa Barat ditelepon oleh Willy Aditya, meminta Anies ke Gondangdia segera. Itulah momen salaman kedua SP dan AB. AB jadi capres NasDem," kata Arfi.
Dalam perjalanan Demokrat mundur dari komitmen mengusung Anies. Namun, mungkin inilah bukti ke-bejoan Anies. Justru PKB yang sedang "dikhianati" Prabowo yang merapat. Masuklah nama Muhaimin Iskandar sebagai cawapres mendampingi Anies.
Anies-Muhaimin, dikatakannya, sesungguhnya menjadi pasangan rekonsiliasi sejati pasca-Pemilu 2019. Anies yang disokong PKS dan kelompok-kelompok Islam, sementara Muhaimin dari kubu tradisionalis yang selama ini mendukung Jokowi.
"Tapi Pak Lurah anteng-anteng wae (tenang-tenang saja). Jebule duwe agenda duwe (ternyata mereka punya agenda),"
Pencalonan Anies, ditegaskan dia, dimulai dari ikhtiar tulus Partai NasDem dan Surya Paloh untuk membawa agenda rekonsiliasi nasional. Sudah cukup keterbelahan yang meretakkan bangunan kebangsaan kita akibat Pilpres sebelumnya.
"Perubahan maknanya bukan ganti rejim, tapi perubahan membawa agenda politik yang lebih baik, perubahan dengan politik yang tidak memecah belah, perubahan untuk perbaikan dan memajukan," tulis Arfi Bambani Amri lagi.
Sumber: akurat
Foto: Kolase Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan/Net