Sedang mengerjakan skripsi, Sultan Hamengkubuwono IX dipanggil pulang karena perang. Berniat akan menyelesaikan, skripsinya malah disita tentara Belanda. Lulus dengan ijazah khusus.
Sultan HB IX dan PM Sjahrir
Sultan HB IX dan Presiden Soekarno
KONFRONTASI- Perang Dunia II yang berlangsung antara tahun 1939 hingga 1945 membawa dampak besar bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia yang pada saat itu masih berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yang kemudian menjadi Sultan Kesultanan Yogyakarta juga memiliki kisah menarik terkait perjalanan skripsi yang dipengaruhi Perang Dunia II.
Sebelum Perang Dunia II menceletus, Sri Sultan Hamengkubuwono IX sedang menempuh pendidikan jurusan Indologi di Universitas Leiden.
Selain kuliah, Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga bergabung dalam organisasi mahasiswa, seperti Leidse Studentcorps, Verenigde Faculteiten, dan Minerva.
Pada tahun 1937, Sri Sultan Hamengkubuwono IX berhasil lulus dengan baik. Ia mendapatkan ijazah candidaat Indologi sehingga boleh melanjutkan pendidikan tingkat doctoral.
Sayangnya, pada tahun yang sama pula Perang Dunia II kembali pecah dan saat itu juga Sri Sultan Hamengkubuwono VIII mencemaskan putra-putranya yang sedang kuliah di Belanda.
Sri Sultan Hamengkubuwono VIII segera mengirimkan telegram yang meminta putra-putranya pulang secepat mungkin selagi keadaan masih membaik.
Mendengar kabar tersebut, Sri Sultan Hamengkubuwono IX merasa kecewa karena ia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya. Namun, di sisi lain Sri Sultan Hamengkubuwono IX juga merasa khawatir karena mengingat kondisi kesehatan sang ayah yang menurun.
Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebenarnya berniat untuk menyelesaikan skripsi tetapi keadaan revolusi pecah.
“Semuanya jadi berantakan karena skripsi saya yang belum selesai itu ikut disita tantara Belanda ketika mereka menduduki Yogyakarta pada aksi militer kedua,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono IX dikutip dari Hops.ID pada 13 November 2023 dari YouTube Historia.id dalam Sang Demokrat Hamengkubuwono IX: Dokumen Setelah Sri Sultan Mangkat.
Meskipun tidak dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu, 65 tahun kemudian atau lebih tepatnya tanggal 27 Februari 2014, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dinyatakan lulus secara khusus oleh Prof. Carel Stolker, Rektor Universitas Leiden.
Prof. Carel Stolker pun memberikan ijazah Sri Sultan Hamengkubuwono IX kepada putranya yakni Sri Sultan Hamengkubuwono X di Yogyakarta.
Hingga saat ini, ijazah khusus yang diberikan untuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjadi koleksi Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang berada di keraton Yogyakarta.***