Calon presiden (Capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menjelaskan alasan dirinya dahulu gagal menunaikan janjinya untuk menjual saham perusahaan bir sewaktu menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Anies menyebut, salah satu penyebab saham bir milik Pemprov DKI di perusahaan bir gagal dijual karena selalu digagalkan oleh partai penguasa di DPRD DKI Jakarta, yaitu PDI Perjuangan atau PDIP.
Hal ini disampaikan Anies dalam acara silaturahmi akbar di Ciamis, Jawa Barat, Kamis (4/1/2024).
"Jadi saya bilang, kita mau jual saja saham itu, uangnya bisa dipakai untuk bikin air bersih, sekolah, rumah sakit. Apa yang terjadi? Karena kita tidak punya kekuatan di DPRD yang kuat, maka oleh PDIP itu diblok terus. Ketuanya dari mana? PDIP. Akhirnya itu tidak bisa dijual," kata Anies.
Awalnya, Anies mengingatkan kepada para pendukungnya agar dalam Pemilu 2024 nanti juga fokus memenangkan para caleg-caleg dari partai politik (parpol) pendukung dirinya dengan Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
"Untuk bisa melakukan perubahan, maka kita harus bisa, bukan hanya menang di pilpres, tapi di legislatif kita juga harus kuat. Kalau di legislatif kita tidak kuat, nanti diblok terus agenda perubahannya," ujarnya.
Menurut dia, kepemilikan saham di perusahaan bir oleh Pemprov DKI itu tak ada gunanya.
"Saya cerita sedikit waktu di Jakarta. Waktu itu kita di Jakarta, pemerintahnya punya saham di perusahaan bir. Saya waktu itu bilang buat apa pemerintah punya saham di perusahaan bir, karena perusahaan bir itu tidak punya unsur di pembangunan."
"Pemerintah itu punya perusahaan yang mempunyai tugas untuk melakukan pembangunan. Perusahaan untuk bangun jalan, jembatan, waduk, rumah, gedung. Tapi kalau bikin bir, apa coba fungsi pembangunannya? enggak ada fungsinya," ujarnya.
Seperti diketahui, Anies saat kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu berjanji akan menjual saham milik Pemprov DKI Jakarta di perusahaan bir. Namun, hingga akhir masa jabatannya saham tersebut tak kunjung dijual.
Sumber: kompas
Foto: Calon Presiden RI Anies Baswedan/Net