Langkah Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) seharusnya "turun gunung" sejak awal mengkampanyekan pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.
Oleh karena itu, langkah SBY yang baru gunung dalam beberapa waktu terakhir, dalam pandangan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, seolah menunjukkan Partai Demokrat enggan sepenuh hati mendukung Prabowo-Gibran.
"Sabab Demokrat menjadi partai yang terkesan tidak mau promosikan Gibran dalam mitra koalisi," Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (27/1).
Atas dasar itu, pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menilai bahwa bisa saja Partai Demokrat mendapatkan teguran dari Prabowo Subianto ataupun Joko Widodo (Jokowi).
"Bisa saja mereka mendapat teguran dari Prabowo atau bahkan Jokowi karena dinilai tidak membantu," kata Dedi Kurnia.
Di sisi lain, Dedi Kurnia juga menilai bahwa upaya Prabowo-Gibran untuk menang satu putaran di Pilpres 2024, belum bisa dipastikan hingga saat ini.
"Prabowo tidak kunjung dominan dan meyakinkan untuk satu putaran, itulah sebab SBY dipaksa turun langsung, bahkan Jokowi dan para anggota kabinet juga terkesan serentak membela Prabowo," demikian Dedi.
Dalam beberapa hari terakhir, SBY mulai turun gunung mengkampanyekan Prabowo-Gibran. Teranyar, SBY terjun ke Lumajang, Jawa Timur, pada Jumat (26/1).
Dia meminta kader partai Demokrat total mendukung pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
“Saya mengajak masyarakat untuk memilih Partai Demokrat dan memenangkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024," kata SBY.
Sumber: rmol
Foto: Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto/Net