Letjen Kemal Idris merupakan sosok yang sangat diandalkan oleh Soeharto, tidak hanya dalam upaya menyingkirkan Soekarno dari kekuasaan, tetapi juga dalam operasi memberantas PKI.
Tahun 1967, sebagai penghargaan atas jasanya, ia dipromosikan menjadi Pangkostrad.
Namun, hubungan keduanya memburuk karena Soeharto khawatir kehadiran Kemal dapat mengancam posisinya sebagai presiden.
Sehingga, Kemal menerima jabatan sebagai duta besar untuk Yugoslavia dan Yunani secara terpaksa. Ia bersama puluhan tokoh lainnya menandatangani Petisi 50.
Bahkan ia pernah meminta Soeharto untuk mengundurkan diri sebagai presiden, karena menurutnya sudah cukup Soeharto menjabat sebanyak tiga kali. Karena sikapnya itu, Kemal tidak lagi dipakai dalam lingkaran kekuasaan.
Ia juga mendapat sebutan "jenderal sampah" setelah mendirikan PT Sarana Organtama Resik yang mengurus persoalan sampah di Ibu Kota.
Kemal Idris ditakuti oleh Soeharto.
Salah satu faktor utamanya adalah peran Kemal Idris dalam peristiwa 17 Oktober 1952, di mana ia memimpin aksi militer yang mengarahkan moncong meriam ke arah Istana Negara sebagai bentuk protes terhadap kebijakan pemerintah saat itu.
Aksi itu kemudian dianggap sebagai ancaman terhadap stabilitas pemerintahan dan kekuasaan Soekarno.
Selain itu, Kemal Idris juga merupakan salah satu penandatangan Petisi 50 pada tahun 1950 yang menuntut perubahan dalam sistem pemerintahan.
Petisi ini menggambarkan ketegangan antara militer dan pemerintah sipil pada masa itu.
Soeharto, yang pada saat itu merupakan seorang perwira militer yang setia kepada Soekarno, mungkin melihat Kemal Idris sebagai ancaman terhadap kekuasaannya dan stabilitas pemerintahan.
Dalam konteks politik dan kekuasaan, ketakutan dan ketegangan antara tokoh-tokoh militer adalah hal yang umum. Namun, perlu diingat bahwa penjelasan ini didasarkan pada informasi yang tersedia dan dapat bervariasi tergantung pada sudut pandang dan interpretasi sumber-sumber yang ada.
Letjen TNI Ahmad Kemal Idris lahir tanggal 10 Februari 1923 , beliau meninggal dunia tanggal 28 Juli 2010, adalah seorang tokoh militer Indonesia. ***
Sumber: pojoksatu
Foto: Kemal Idris/Net