Bantah Beras Mahal dan Langka karena Bansos, Jokowi: Justru Itu yang Menahan Harga Tidak Naik -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bantah Beras Mahal dan Langka karena Bansos, Jokowi: Justru Itu yang Menahan Harga Tidak Naik

Kamis, 15 Februari 2024 | Februari 15, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-02-15T15:01:45Z

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah bahwa Bantuan Sosial atau Bansos menjadi sebab meroketnya harga beras di pasaran dan langka di minimarket. "Tidak ada hubungannya, tidak ada hubungannya sama sekali dengan bantuan pangan beras, tidak ada hubungannya sama sekali harga," kata Jokowi usai sidak di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta, Kamis (15/2).

Lebih lanjut, Jokowi justru menegaskan bahwa bansos yang diberikan ke masyarakat itulah yang telah membantu mengendalikan harga di pasaran.

"Justru ini yang bisa mengendalikan, karena suplainya lewat bansos ke masyarakat, justru itu yang menahan (harga) tidak naik. Kalau enggak, justru melompat (harga berasnya)," tegas Jokowi.

"Ini rumus suplai dan demand, kalau suplainya diberikan dan terdistribusi dengan baik otomatis harga akan terkendali," imbuh Jokowi.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi menepis kelangkaan beras di minimarket tersebut. Dia memastikan, stok beras masih ada di pasar hingga rumah tangga.

“Enggak, enggak begitu (langka). Bapanas tadi bersama Pak Presiden, ada Mendag, Menteri BUMN, Menko Perekonomian pagi-pagi sekali dari istana untuk membahas kondisi perberasan hari ini,” kata Arief kepada wartawan di Kantor PT Food Station Tjipinang Jaya, Jakarta, Senin (12/2).

“Beras hari ini cukup, buktinya kalau ga percaya main aja ke pasar, di rumah tangga, di rumah bapak ibu semua, pasti ada beras, ga ada yg ga ada beras. pasti ada,” imbuh Arief.

Arief juga menjelaskan, terkait dengan pembatasan pembelian beras hanya 2 pak di minimarket. Itu dilakukan sebagai bentuk pemerataan sehingga jika ada masyarakat yang hendak membeli dalam jumlah banyak bisa langsung ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), bukan minimarket.

Meski begitu, pemerintah mengakui pada Januari - Februari 2024 memang kondisi neraca beras pemerintah kurang 2,8 juta ton. Tetapi, kata Arief, pemerintah sudah mempersiapkan dengan melakukan importasi.

“Kalau saya bicara seperti ini 3 atau 6 bulan lalu, teman-teman tanyakan (saya) pro impor atau ga, bukan itu poinnya. Kita lagi mempersiapkan cadangan pangan pemerintah. Karena kalau Bulog tidak memiliki cadangan pangan pemerintah, terjadi seperti ini sangat bahaya. Jadi saya tegaskan hari ini, stok pemerintah cukup ya,” tegasnya.

Sumber: jawapos
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah bahwa Bantuan Sosial atau Bansos menjadi sebab meroketnya harga beras di pasaran dan langka di minimarket. (Bapanas)
×
Berita Terbaru Update
close