Budayawan Sudjiwo Tedjo menyentil Muhammad Qodari yang menurutnya membela
mati-matian Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Hal ini terjadi saat keduanya
menjadi bintang tamu di acara ILC.
Mengutip dari potongan video yang diunggah oleh akun X @/Mdy_Asmara1701,
terlihat momen ketika Sudjiwo Tedjo yang awalnya mengungkit masa lalu Qodari
ketika masih bekerja di Kompas.
"Aku kenal Qodari waktu di Kompas, dia enggak kenal aku, tapi dia udah
sering nulis di Kompas. Waktu itu naik lift dan mobilnya masih biasa-biasa
aja gitu," ujar Sudjiwo Tedjo dikutip Jumat (23/2/2024).
"Terus kira-kira 3 atau 4 tahun yang lalu waktu sama-sama datang ke ulang
tahun Bu Mega sudah Alphard, wah sudah kaya," imbuhnya.
Budayawan itu lantas mempertanyakan penyebab mengapa Qodari begitu
mati-matian membela Jokowi, tak seperti direktur lembaga survei lainnya. Ia
tak yakin bila hal tersebut dilakukan Qodari semata demi uang.
"Kenapa Qodari sangat membela Jokowi? Bahasanya saya sering mengatakan,
semua orang punya cita-cita, rata-rata orang yang cita-citanya tercapai itu
ketika dia bercita-cita seperti orang marah. Mata, ucapan, pikiran, tindakan
menuju cita-cita itu. Itu akan tercapai," ujar Sudjiwo Tedjo.
Sujiwo Tejo : saya kenal Qodari sudah lama, dulu mobilnya biasa" saja tapi 3 atau 4 tahun yang lalu ketika di acara ulang tahun bu Mega mobilnya Alphard. Sudah kaya dia 🤣 pic.twitter.com/RvNkMJmfAM
— Maudy Asmara (@Mdy_Asmara1701) February 22, 2024
"Nah ketika Qodari membela Jokowi, itu bahasa tubuhnya dari mata sampai
itunya, karena sudah kaya apalagi main saham, pasti sudah kaya. Aku enggak
yakin hanya digerakkan oleh duit," imbuhnya.
Qodari pun menjawab pertanyaan Sudjiwo Tedjo dengan percaya diri. Ia mengaku
memiliki jiwa aktivis yang lebih besar ketimbang para petinggi lembaga
survei lainnya.
"Pertama memang jiwa aktivis saya memang kuat, enggak semua punya jiwa
aktivis kan, seperti enggak semua orang punya jiwa dalang, seperti enggak
semua bisa nyanyi," jawab Qodari.
"Jadi saya kira itu penjelasan paling sederhana. Memang energi aktivisme
saya itu kuat, itu yang pertama," sambungnya.
Pengamat politik kelahiran 15 Oktober 1973 itu juga membeberkan alasan lain
mengapa dirinya mendukung penuh dan mempercayai Jokowi sebagai seorang
presiden.
"Kemudian yang kedua, boleh setuju atau tidak, moral tertinggi buat saya
adalah keselamatan bangsa dan negara, yang kedua adalah Indonesia harus jadi
negara maju," beber Qodari.
"Dan saya melihat bahwa orang yang punya perencanaan, punya pemikiran yang
paling konkret Indonesia Maju 2045 adalah Pak Jokowi dengan rumusan-rumusan
strategi program pembangunan dia dan saya percaya dengan teori-teori itu,"
pungkasnya.
Sumber:
suara
Foto: Pengamat Politik Muhammad Qodari. [YouTube/Total Politik]