Pilpres 2024 tinggal menghitung hari. Polemik kemungkinan satu putaran atau dua putaran masih terus bergulir.
Wacana satu putaran tentu digaungkan oleh pasangan Prabowo-Gibran dengan berbagai alasan.
Sementara, dua pasangan lainnya, Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud, masih cukup realistis untuk bisa melaju ke putaran kedua.
Founder dan CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah menilai, ada banyak hal yang terjadi bila Pilpres dipaksakan hanya satu putaran. Secara tegas Eep malah menyebut Indonesia akan rugi besar.
"Kalau ternyata menang satu putaran Indonesia rugi besar," ujar Eep, dalam Talkshow Info A1 kumparan, dikutip Jumat (2/2).
Saat ini, kubu Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud mengungkapkan beberapa intimidasi dan diskriminasi yang dialami di berbagai lini.
Mulai dari penurunan bendera hingga sulitnya mendapat tempat untuk menggelar kampanye.
Di sisi lain, Prabowo-Gibran diasosiasikan didukung oleh kekuasaan, terlebih Presiden Jokowi. Sebab, cawapresnya anak pertama Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Ada banyak kekhawatiran bila Prabowo-Gibran menang. Terlebih, pencalonan Gibran diawali berubahnya syarat pencalonan lewat gugatan di MK hingga penyataan Jokowi yang menyebut presiden boleh memihak dan berkampanye.
Lalu apa yang bisa membuat kondisi demokrasi ini membaik?
"Prabowo-Gibran harus kalah. Maka kemudian Pak Jokowi dikasih pelajaran," ujar dia.
Apa saja kerugian yang muncul ketika Pilpres berjalan satu putaran? Mengapa Pemilu ini harus berjalan husnul khatimah?
Dipandu oleh Pemimpin Redaksi kumparan, Arifin Asydhad, dan pakar komunikasi politik, Irfan Wahid atau Ipang Wahid, program talkshow 'Info A1' hadir memberikan konfirmasi tepercaya dari sejumlah isu politik terkini. Tonton episode terbaru 'Info A1' di Youtube dan web kumparan yang tayang Jumat (2/2) pukul 13.30 WIB.
Sumber kumparan
Foto: