Juru bicara tim pemenangan nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin) Eva Kusuma Sundari menyoroti aksi bagi-bagi sembako yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang Pemilu 2024.
Eva menyebut, pembagian sembako oleh Presiden Jokowi itu dilakukan tanpa merujuk pada data. "Seharusnya khan pembagian itu ditujukan pada mereka yang berhak menerima, dan itu datanya ada di Badan Pangan Nasional atau Kemensos, yang selama ini menjadi penyalur," kata Eva kepada wartawan, Selasa (6/2).
Politikus Partai Nasdem itu mengutarakan, dijadikannya pembagian sembako sebagai kampanye oleh pemegang kekuasaan, sangat tidak bisa diterima. Ia pun menduga, impor beras yang dilakukan pemerintah dilakukan dengan kepentingan politik dalam wujud pembagian sembako. "Kalau impor beras itu dikatakan karena panen gagal, tapi khan gagalnya tak begitu buruk. Saya justru mengkhawatirkan impor beras ini untuk dijadikan sembako," cetusnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan, Presiden Jokowi boleh memberikan secara langsung ke masyarakat. Sebab, Jokowi bukan kandidat capres-cawapres pada Pilpres 2024. "Presiden boleh membagikan langsung, kan presiden bukan capres," tegas Airlangga di Tangerang Selatan, Banten, Senin (5/2).
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi melakukan pembagian sembako di berbagai daerah mendekati waktu Pemilu 2024. Terbaru, Presiden direncanakan membagikan sembako bantuan PNM Mekaar kepada 4.500 warga di Batu Bara, Sumatera Utara.
Pembagian sembako itu dinilai banyak pihak memiliki muatan politik yang kuat untuk mendongkrak suara salah satu pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2024. (*)
Sumber: jawapos
Foto: Ilustrasi acara bagi-bagi sembako gratis (Dok/JawaPos.com)