Langkah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran yang menggelar konfrensi
pers dua jam setelah rilisnya film dokumenter Dirty Vote tuai pro kontra
publik di platform media sosial.
Sejumlah pengguna Twitter mempertanyakan langkah cepat pihak TKN
Prabowo-Gibran langsung menggelar konpres film garapan Dandhy Laksono
tersebut.
Dari banyaknya komentar publik di platform media sosial, ada yang menyebut
bahwa langkah TKN Prabowo-Gibran buru-buru gelar konpres itu ibarat
Streisand Effect.
Langkah itu juga dinilai publik justru seperti mempromosikan film tersebut
hingga membuat publik penasaran dan ingin menontonnya.
Lantas apa itu sebenarnya Streisand Effect? Dan apa kaitannya dengan konpres
TKN Prabowo-Gibran merespon film Dirty Vote?
bisa disebut "Streisand Effect"
— ᮖᮅᮐᮤ فضيلة🦍#UsutTuntas 🇵🇸 🇨🇩 (@fauzifadillah96) February 11, 2024
berikut penjelasannya https://t.co/BsLEVsgq8c
Istilah asing ini sebelumnya sempat jadi perhatian publik pasca kasus
penurunan videotron paslon nomor 1 Anies-Muhaimin (AMIN) di sejumlah tempat
seperti Bekasi dan Jakarta.
Penurunan videotron tersebut justru membuat animo publik semakin panasaran
dan membuat pembahasan mengenai videotron membawa dampak bagi AMIN di
platform media sosial.
Kondisi ini yang dinamakan Streisand Effect, yakni kondisi di mana seseorang
yang awalnya tidak mengetahui menjadi semakin penasaran dan mencari tahu
tentang informasi, yang pada akhirnya membuat aksi nyata untuk memuaskan
rasa penasannya itu.
Istilah Streisand Effect itu sendiri berawal dari kasus kontroversial
penyanyi AS, Barbra Streisand yang pada 2003 tersandung masalah hukum dengan
seorang fotografer terkait foto.
Barbra Streisand kala itu menggugat fotografer asal Amerika Serikat Kenneth
Adelman karena memotret dirinya dari helikopter dan unggah foto-foto
tersebut di internet.
Nah dari sejumlah foto yang dijepret oleh Adelman, ada satu yang bermasalah
yakni foto rumah Barbra. Foto itu dianggapnya sebagai pelanggaran privasi.
Padahal awalnya foto rumah Barbra tersebut hanya diunggah enam kali, dua
diantaranya oleh pengacara penyanyi tersebut. Karena upaya keras Barbra
untuk foto rumahnya dihapus justru mengakibat foto ini menarik perhatian
publik.
Saat tuntutan hukum diajukan, foto itu kabarnya telah diunggah ulang
sebanyak 400.000 kali dan tersebar di pemberitaan media online serta semua
platform media sosial.
Singkatnya, Streisand Effect muncul saat ada fenomena atau upaya kuat untuk
sensor, menyembunyikan atau melarang sesuatu hal dari publik yang justru
membuat perhatian itu semakin besar.
Faktanya, pasca film Dirty Vote rilis, cuitan tentang film ini menjadi
trending di Twitter. Pun saat banyak video atau komentar negatif mengenai
film ini, semakin besar minat publik untuk menontonnya.
Sumber:
suara
Foto: Poster Film Dirty Vote (YouTube/Dirty Vote)