Dugaan korupsi pembelian pesawat tempur Mirage Qatar sebagaimana diberitakan Meta Nex berjudul ‘Indonesia Prabowo Subianto EU Corruption Investigation' adalah kebohongan.
"Berita tersebut adalah hoax terbesar yang dilakukan media asing jelang pencoblosan tanggal 14 Februari. Berita hoax tersebut adalah sebuah pembusukan politik," tegas Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra, Jumat (9/2).
Yusri mengatakan, pemerintah Qatar memang ingin pembelian pesawat bekas tersebut dilakukan secara tunai.Namun Indonesia ingin membelinya dengan cara utang. Atas dasar itu, Indonesia menggunakan agen perusahaan dari Republik Czech.
Namun karena keterbatasan anggaran kita, pembelin dengan cara utang akhirnya batal dilaksanakan.
"Jika tuduhan tersebut benar, maka pihak pertama yang diinvestigasi adalah pihak Qatar dan agen perusahaan dari Republik Czech. Tetapi hal itu tidak terjadi," jelas Yusril.
Selain itu, Yusril juga menyoroti kredibilitas media massa yang mempublikasikan artikel tersebut.
"Penulis berita Jhon William dan media yang memberitakanna bukanlah media meanstrem yang kredrebilitas pemberitaannya dapat dipercaya. Pemberitaan dari media meanstream di luar negeri ternyata tidak ada," tambah Yusril.
Maka dari itu, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini mengimbau masyarakat Indonesia tidak gampang percaya berita yang sumbernya tidak kredibel. Ia pun meminta semua pihak tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan pemberitaan miring bermuatan politik.
"Tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran kini begitu tinggi, pasangan ini diprediksi akan menang. Karena itu, pembusukan politik mulai diembuskan untuk merusak kredibilitas Prabowo," pungkasnya.
Sumber: rmol
Foto: Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra/Net