Sejumlah pesohor hingga elite partai politik hampir bisa dipastikan gagal memenangkan kursi DPR di Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta I yang meliputi wilayah Jakarta Timur. Mereka tumbang dalam pertarungan karena kalah raihan suara atau partainya tak kebagian kursi.
Hal tersebut diketahui setelah KPU menetapkan raihan suara Pileg DPR RI 2024 Dapil Jakarta I dalam rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional di Kantor KPU RI, Selasa (12/3/2024).
Di Dapil Jakarta I terdapat enam kursi anggota DPR yang diperebutkan. Berdasarkan hasil konversi suara menjadi kursi menggunakan metode Sainte Lague, PKS memenangkan dua kursi dan PDIP, Gerindra, PKB, serta PAN masing-masing beroleh satu kursi.
Jadi, hanya ada enam caleg dari lima partai yang memenangkan kursi DPR. Padahal, di dapil tersebut ada 107 caleg yang diusung 18 partai politik.
Berikut daftar tokoh yang hampir pasti gagal melaju ke Senayan dari Dapil Jakarta I:
1. Harry Basuki Tjahaja Purnama. Dia adalah adik dari mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Maju sebagai caleg PDIP, Harry tercatat mengumpulkan 23.559 suara, kalah banyak dibanding caleg PDIP lainnya.
Caleg PDIP peraih suara terbanyak di dapil tersebut adalah mantan penyiar berita, Putra Nababan yang meraih 105.559 suara. Karena itu, satu kursi yang didapatkan PDIP di dapil tersebut menjadi milik Putra.
2. Ario Bimo Nandito Ariotedjo atau biasa dikenal dengan nama Dito Ariotedjo. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu merupakan caleg Partai Golkar nomor urut 1 di Dapil Jakarta I.
Dito sebenarnya merupakan caleg Golkar peraih suara terbanyak, yakni 55.560. Namun, keunggulan itu 'percuma' karena Partai Golkar tidak mendapatkan kursi DPR dari dapil tersebut lantaran hanya mendapatkan total 111.719 suara.
3. Wanda Hamidah. Mantan presenter itu kemungkinan gagal lagi masuk parlemen karena partainya, Golkar, tidak mendapatkan satu kursi pun di Dapil Jakarta I. Kalaupun mendapatkan satu kursi misalnya, pemenang kursi bukan Wanda karena raihan suaranya 'hanya' 10.839, jauh di bawah Dito.
4. Ahmad Ali. Dia adalah Wakil Ketua Umum Partai Nasdem sekaligus Pelatih Kepala/Head Coach Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas Amin).
Dengan semua modal politik tersebut, Ahmad Ali sebagai caleg Nasdem berhasil mendapatkan 56.364 suara. Hanya saja, Ahmad Ali tetap tidak bisa melaju ke Senayan karena Nasdem tak mendapatkan satu kursi pun di Dapil Jakarta I.
5. Ayu Azhari. Dia merupakan salah satu dari sekian artis yang menjadi caleg lewat PAN. Namun, raihan suara Ayu sebanyak 9.911 belum cukup untuk memenangkan satu kursi yang didapatkan PAN di Dapil Jakarta I
Satu kursi tersebut dimenangkan oleh artis yang lebih lama berpolitik bersama PAN, yakni Eko Purnomo alias Eko Patrio. Sebab, Eko mendapatkan 93.673 suara, terbanyak di antara semua caleg PAN.
6. Faldo Maldini. Staf khusus bidang komunikasi dan media Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) itu mengantongi 56.725 suara sebagai caleg PSI.
Meski peraih suara terbanyak di partainya, Faldo tetap gagal melaju ke Senayan karena PSI tak kebagian kursi. Pasalnya, raihan suara PSI kalah dibanding partai lainnya di Dapil Jakarta I. Lebih dari pada itu, total raihan suara PSI secara nasional diprediksi tak mencapai ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.
7. Yusuf Mansur. Ustadz yang baru-baru ini terjun ke dunia politik praktis itu merupakan caleg Perindo. Awal kariernya di politik hampir pasti diwarnai oleh kekalahan dan kegagalan menjadi anggota DPR.
Pasalnya, Yusuf tercatat hanya dicoblos oleh 4.245 pemilih di Dapil Jakarta I. Selain itu, Perindo tak memenangkan kursi DPR di dapil tersebut karena cuma mendapatkan 24.420 suara dan raihan suara secara nasional juga diprediksi tak mencapai parliamentary threshold.
8. Aiman Witjaksono. Jurnalis yang mengaku cuti agar bisa nyaleg lewat Perindo itu juga bisa dipastikan gagal masuk parlemen. Musababnya jelas karena Perindo tak mendapatkan kursi. Adapun Aiman meraih 8.605 suara.
9. Buni Yani. Dia adalah sosok yang mendapat banyak sorotan saat gelaran Pilkada DKI Jakarta 2017 yang diwarnai politik identitas. Buni Yani merupakan pengunggah video Gubernur Ahok menyinggung surat Al-Maidah.
Setelah menjalani hukuman penjara akibat unggahan itu, Buni kini menjadi caleg Partai Ummat. Namun, dia bisa dipastikan gagal. Sebab, raihan suaranya hanya 3.967 dan Partai Ummat juga tak kebagian kursi. Apalagi, partai besutan Amien Rais itu total raihan suaranya diprediksi tak mencapai parliamentary threshold.
Sumber: republika
Foto: Kolase Faldo Maldini dab Yusuf Mansur/Net