Cawapres Gibran Rakabuming Raka merespon cuitan dari netizen yang
menudingnya sok islami. Lewat akun X miliknya, putra Presiden Joko Widodo
itu meminta maaf jika ia dianggap soak islami.
Tudingan kepada Gibran yang dianggap sok islami berawal dari cuitannya
perihal ucapan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan 1445 H.
"Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan 1445 H. Semoga di bulan suci ini,
kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik, kian taat dan bertaqwa,"
"Marhaban Ya Ramadhan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua," cuit Gibran seperti dikutip, Rabu (13/3).
Ya pak. Maaf saya salah. Mohon bimbingannya pak 🙏🙏 https://t.co/RzrvWBuSY4
— Gibran Rakabuming (@gibran_tweet) March 12, 2024
"Sok islami lu bran," cuit akun tersebut.
Mendapat tudingan seperti itu, Gibran lantas membalas dengan kata-kata
sopan. Ia meminta maaf dan meminta bimbingan si pemilik akun itu untuk
mengajarkan dirinya.
"Ya pak. Maaf saya salah. Mohon bimbingannya pak," balas Gibran.
Cuitan dari Gibran ini pun mendapat banyak respon dari pengguna X lainnya.
"Kasih tiket ke solo safari aja mas, biar piknik," cuit salah satu netizen.
Gibran Diprediksi Bisa Jadi Ketum Golkar
Gibran Rakabuming Raka dianggap memiliki kans lebih besar untuk jadi ketua
umum Partai Golkar gantikan Airlangga Hartarto. Sebelumnya sempat beredar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan masuk menjadi kader Golkar.
Menurut pengamat politik M. Qodari, selain Jokowi, Gibran juga memiliki kans
besar untuk bisa jadi ketum Golkar.
Hal ini disampaikan Qodari, menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai
Golkar Bambang Soesatyo, yang menyebut empat nama potensial sebagai Ketum
Golkar yakni Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan
Agus Gumiwang Kertasasmita.
"Di luar empat nama yang disebutkan Bamsoet, menurut saya ada satu calon
yang juga sangat potensial untuk menjadi Ketum Golkar ke depan yaitu Gibran
Rakabuming Raka,” ungkap Qodari dikutip dari Antara.
Qodari menjelaskan ada dua alasan mengapa Gibran memiliki kans besar jadi
ketum Golkar. Pertama, tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis
sebagai orang nomor dua di Indonesia, pada saat dilantik menjadi wakil
presiden secara resmi pada Oktober 2024.
Kata dia, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan
sebagai partai yang melekat sebagai bagian dari pemerintahan, tentunya
linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.
“Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki,
memiliki akses di pemerintahan, bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan
wakil presiden, karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan
kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,”
jelasnya.
Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (wapres) ke-10 dan
12 Jusuf Kalla saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009. Pada saat
yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.
Alasan kedua, kata Qodari, Partai Golkar ke depan harus berorientasi
terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda. Oleh
sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak
muda.
Sumber:
suara
Foto: Gibran Rakabuming Raka. [Instagram/Gibran Rakabuming Raka]