Banjir melanda sebagian wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Ahad, 24
Maret 2024 hingga Senin kemarin, 25 Maret 2024.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengatakan, banjir
salah satunya melanda Jalan Raya Bogor KM 19 (HEK), Kramat Jati, Jakarta
Timur, dengan ketinggian air 30 sentimeter hingga pukul 07.00 WIB, pada
Senin kemarin, 25 Maret 2024.
"Terjadi sekitar pukul 04.45 WIB akibat debit air yang tinggi di aliran Kali
Ciliwung," kata Kepala Satuan Pelayanan (Kasatpel) Pengolahan Data dan
Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang di Jakarta, Senin,
25 Maret 2024, dikutip dari Antara.
Selain itu, tercatat 23 RT dari 30.772 RT yang mengalami banjir meliputi
sembilan RT di Jakarta Selatan, seperti dua RT di Tanjung Barat dengan
ketinggian air 60 hingga 80 cm yang penyebabnya disebut karena luapan Kali
Ciliwung.
Banjir melanda jantung ibu kota negara itu berulang kali terjadi, hampir
setiap tahun. Yang berbeda adalah gaya gubernurnya menghadapi peristiwa
setiap banjir tersebut.
Berikut ini gaya dan cara yang ditunjukkan sejak era Basuki Tjahaja Purnama
atau Ahok, Anies Baswedan, dan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono yang
dikutip dari Tempo.
Era Gubernur Ahok
Awal Februari 2015. Banjir sampai ke kawasan Istana Presiden di Jalan Medan
Merdeka Utara. Ahok mendapat informasi tentang penyebab berasal dari
pemadaman listrik yang dilakukan PLN, sehingga pompa air tak bisa bekerja.
Sebelumnya dia meyakini, tidak ada alasan Istana atau Monas terendam banjir.
Februari 2016, kawasan Istana Merdeka dan jatung Jakarta terendam banjir
lagi. Ahok geram sebab meyakini, berdasarkan pengalaman tahun lalu, banjir
di Jakarta tidak akan terjadi bila tidak ada sabotase. Apalagi ini di
kawasan Ring 1.
Dia kemudian menyodorkan bukti temuan para petugas PPSU adanya sampah bekas
kulit kabel yang menumpuk di saluran air, sehingga mengganggu drainase.
April 2016, Ahok berkeliling ke Pintu Air Cipinang, Malaka, Kali Cipinang
Indah, Kanal Banjir Timur, dan Jalan Cipinang Muara I.
Dia mengatakan, tujuan inspeksi itu untuk mencari tahu alasan tetap
terjadinya banjir di daerah yang seharusnya sudah bebas banjir.
Ahok juga meluapkan emosi pada anak buahnya lantaran kerja jajaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tidak sesuai harapannya dalam menanggulangi
banjir.
Mulai dari Wali kota Jakarta Utara, Rustam Effendi, Wali kota Jakarta Pusat
Mangara Pardede dan jajaran BPBD DKI Jakarta.
Era Gubernur Anies
17 Desember 2019, banjir merendam 27 titik termasuk sejumlah kawasan jalan
protokol di Jakarta. Lewat Sekretaris Daerah Saefullah, Anies
menginstruksikan kerja bakti besar bersama seluruh satuan kerja perangkat
daerah terkait pada hari minggu berikutnya, 22 Desember 2019.
"Pak Gubernur juga memonitor. Sasarannya adalah yang menjadi genangan," kata
Saefullah di Balai Kota DKI, Rabu 18 Desember 2019.
Era Pj Gubernur Heru Budi
Banjir selama 24 jam mengenangi beberapa titik di DKI Jakarta, pada Ahad, 24
Maret 2024. Pada Senin kemarin 25 Maret 2024, banjir juga melanda kawasan
Kramat Jati, Jakarta Timur. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi
Hartono meminta maaf kepada warga Jakarta atas banjir tersebut.
"Semuanya mohon dimaklumi dan saya mohon maaf di Jakarta Barat kemarin juga
tergenang lebih dari 24 jam," kata Heru saat ditemui di GOR Cengkareng
Jakarta Barat, Senin, 25 Maret 2024.
Heru mengatakan banjir terjadi karena intensitas hujan sebesar 200 mm.
Intensitas hujan 200 mm masuk kategori hujan menengah.
Menurut Heru, intensitas hujan itu menyebabkan DKI Jakarta mudah banjir.
Sebab, intensitas hujan 180 mm selama 4 jam saja, DKI Jakarta sudah
kewalahan. "Jadi mohon dimaklumi," ujarnya.
Di samping itu, Heru mengatakan, ada kiriman banjir juga dari Bogor ke
Jakarta. Kiriman itu termasuk melanda darah HEK. Namun, Heru mengatakan,
banjir saat ini sudah berkurang.
"Tadi pagi jam 5 saya sudah monitor. Hari ini sudah per jam 07.15 sudah
berkurang," ujar Heru.
Beda Gubernur, beda sikap soal banjir :
— Jhon Sitorus (@Miduk17) March 25, 2024
✅️ Ahok : Kita atasi banjir dengan normalisasi kali & waduk, bersihkan gorong2 rutin, pompa air wajib standby, buka pengaduan 24 jam via clue, perbanyak pasukan biru dan orange. Lurah & camat yang lelet dipecat, SKPD harus pro aktif… pic.twitter.com/KVYfTPXfr8
Sumber:
tempo
Foto: Kolase Ahok vs Heru Budi vs Anies/Net