Presiden Joko Widodo diminta tidak ikut campur menyusun kabinet yang bakal dipimpin Prabowo-Gibran lima tahun ke depan.
Permintaan itu disampaikan analis politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, ihwal kemungkinan campur tangan Jokowi di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Menurut Ujang, sebagai presiden terpilih, Prabowo juga harus mampu mengontrol diri dan kabinetnya agar perlu diintervensi pihak luar.
"Presiden terpilihnya Prabowo, dia ingin merangkul yang lain. Jokowi jadi penasihat saja, biar punya legasi yang baik," tutur Ujang kepada Kantor Berita Politik RMOL, di Jakarta, Rabu (27/3).
Prabowo, sambung dia, perlu merangkul semua pihak untuk menguatkan suaranya, baik di pemerintahan maupun parlemen.
"Kekuatan parlemen Prabowo minim, kurang dari 50 persen, tidak kuat. Jadi perlu membangun kekuatan mayoritas di parlemen, untuk meloloskan kebijakannya menuntaskan janji kampanye," katanya.
Jika kurang dari 50 persen, kata Ujang lagi, tidak bisa tidak, Prabowo harus merangkul kekuatan lain.
Sumber: rmol
Foto: Calon Presiden Prabowo Subianto/RMOL