Pengamat politik Refly Harun merasa kurang lebih tinggal 3 langkah lagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berhasil menguasai Partai Golkar yang didirikan Soeharto dan Suhardiman pada 20 Oktober 1964.
Untuk diketahui, nama Jokowi masuk dalam dalam bursa calon Ketua Umum Partai Golkar bersama Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketum Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Kita juga tahu Presiden Jokowi mulai melipir ke Golkar dan selangkah atau dua langkah atau tiga langkah lagi bakal menguasai partai besutan Jenderal besar Soeharto di era orde baru tersebut," ucapnya.
Selain itu, Jokowi juga menitipkan kekuasaan pada Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melalui Kaesang Pangarep. "Kemudian dia juga menitipkan kekuasaan ya di PSI dimana putranya jadi ketua umum," ujarnya.
Lebih lanjut, ia pun mengungkit perkataan Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari. "Dan bukan tidak mungkin yang menjadi ketua umum Golkar adalah Gibran Rakabuming Raka sebagaimana dikatakan lagi-lagi Qodari," tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari cawapres nomor urut dua sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka potensial menduduki posisi ketua umum (ketum) Partai Golkar.
Qodari menyampaikannya ketika membahas isu Jokowi akan menjadi ketum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) yang direncanakan akan digelar pada akhir tahun 2024 atau Desember.
"Nah saya mungkin berbeda dengan beberapa pandangan atau analisa yang berkembang, menurut saya Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar beliau tidak akan menjadi ketua umum dan beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik,” kata Qodari, Selasa 12 Maret 2024, dikutip dari VIVA.
"Sesungguhnya menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka," imbuhnya.
Lebih lanjut, ia pun menjelaskan alasan Gibran layak untuk memimpin Partai Golkar, pertama karena akan menduduki posisi sebagai wakil preside, dan kedua Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan tersebut.
Sumber: populis
Foto: Presiden Joko Widodo/Net