Usulan dari Partai Solidaritas Indonesia atau PSI agar Presiden Jokowi menjadi ketua koalisi pemerintahan yang akan datang menuai kritik.
Komunikolog politik dan hukum nasional, Tamil Selvan atau dikenal sebagai Kang Tamil, menilai usulan tersebut sebagai bentuk ketidaktahuan terhadap mekanisme politik dan partai politik yang sesungguhnya.
Dalam responsnya terhadap pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, yang menyebut bahwa Jokowi seharusnya menjadi sosok yang memimpin di atas semua ketua umum partai politik (ketum parpol), Kang Tamil menekankan bahwa pandangan tersebut menunjukkan kekurangan pemahaman tentang dinamika politik.
"Kalau usulan PSI yang demikian, kita anggap itu adalah pemikiran-pemikiran dari pihak-pihak yang tidak mengerti bagaimana mekanisme perpolitikan dan mekanisme parpol sebenarnya," ujar Kang Tamil, dikutip hari Selasa (12/3/2024).
Kang Tamil, yang juga merupakan dosen di Universitas Dian Nusantara, menganggap pernyataan tersebut sebaiknya dipandang sebagai opini dari individu-individu yang masih belajar dalam berpolitik.
"Jadi ya kita anggap saja bahwa itu adalah suara dari para adik-adik yang baru belajar berpolitik. Kita juga jangan terlalu mengambil hati pernyataan-pernyataan dari PSI yang seperti itu," lanjutnya.
Kritik terhadap usulan PSI ini menambahkan dimensi baru dalam diskusi tentang siapa yang seharusnya memimpin koalisi pemerintahan yang akan datang, menunjukkan adanya perbedaan pandangan signifikan mengenai peran dan posisi Presiden Jokowi dalam struktur politik Indonesia masa depan.
Sumber: suara
Foto: Ketua umum baru Partai Solidaritas Indonesia, Kaesang Pangarep (tengah) bersama dengan Grace Natalie (kiri) dan Giring Ganesha (kanan) pada acara Kopdarnas Deklarasi Politik PSI di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (25/9/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]