Pegiat media sosial Rinny Budoyo mengungkapkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan memberikan kemenangan kepada capres nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Menurutnya dengan kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024, Jokowi akan bisa berpengaruh lebih lama, sehingga melanggar segala aturan untuk cawe-cawe di pemilihan umum yang menyebabkan kompetisi tidak adil.
"Tampaknya Pak Jokowi punya ambisi buat terus punya peran, lagipula buat apa Pak Jokowi selama ini cawe-cawe melanggar segala aturan dan kepatutan dalam pemilu kalau bukan untuk bisa cawe-cawe lebih lama lagi," ucap Rinny.
"Buat apa Pak Jokowi memutuskan memberikan kemenangan di Pilpres 2024 kepada Pak Prabowo dan bukannya memberi Mas Ganjar kesempatan bertarung yang adil kalau bukan supaya bisa berpengaruh lebih lama lagi," sambungnya, dikutip populis.id dari YouTube 2045 TV, Selasa (12/3).
Sementara itu diketahui Presiden Jokowi masuk dalam bursa Calon Ketua Umum Partai Golkar bersama Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet), Ketum Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham buka-bukaan mengenai kontribusi besar Presiden Joko Widodo terhadap kemenangan Partai Golkar di Pemilu 2024.
Menurutnya, memang Jokowi selama ini sudah memberikan kontribusi besar terhadap Partai Golkar meskipun bukan sebagai kader. “Pak Jokowi diakui atau tidak diakui orang secara jujur bahwa kontribusi Pak Jokowi pada Pemilu 2004 ini besar dalam memenangkan Partai Golkar,” kata Idrus Marham, di Makassar, belum lama ini, dikutip dari fajar.co.id.
Dia menyebut naiknya perolehan suara Partai Golkar di Pemilu 2024 ini tidak terlepas dari kontribusi besar Jokowi. “Naiknya kursi Golkar, perolehan suara dari 85 yang diproyeksikan mungkin jadi 112, siapapun yang mau jujur dan tahu masalah pasti akan berkata peranannya Jokowi cukup besar,” ujar Mantan Menteri Sosial ini.
Sehingga kata dia, Golkar sangat terbuka baik secara institusional maupun suasana kebatinan antara Golkar Jokowi ini sudah cukup bagus.
Hanya saja lanjut Idrus Marham, Jokowi saat ini masih berstatus sebagai kader PDI Perjuangan.
“Kalau seandainya Pak Jokowi sudah tidak lagi menjadi kader PDIP dan mau masuk Golkar, saya katakan tadi bahwa Golkar sangat terbuka sebagai partai yang go public, partainya rakyat dan yang paling penting yang bisa berkontribusi terhadap kebesaran Golkar ke depan. Sehingga Golkar betul-betul menjadi penentu arah pembangunan bangsa menuju Indonesia 1945,” tandas Mantan Sekjen Golkar ini.
Sumber: populis
Foto: Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto/Net