Rumah produksi Leo Pictures baru saja mengumumkan rencana penayangan film
Kiblat di tahun 2024 ini. Namun, wacana tersebut sudah menuai reaksi keras
di kalangan pengguna media sosial.
Ustadz Hilmi Firdausi jadi salah satu contoh pengguna media sosial yang
mengkritik rencana penayangan film Kiblat. Lewat platform X, Hilmi tegas
meminta para sineas untuk ke depannya berhenti memproduksi film semacam itu.
“Dengan segala hormat kepada para produser film Indonesia, tolong hentikan
membuat film horor seperti film Kiblat ini,” ujar Hilmi Firdausi, Jumat
(22/3/2024).
Hilmi Firdausi meyakini, keberadaan film horor berbau religi seperti Kiblat
sama sekali tidak mempunyai nilai edukasi.
Dengan segala hormat kepada para produser film Indonesia, tolong hentikan membuat film horor seperti film Kiblat ini. Sama sekali tdk mendidik, bahkan membuat sebagian orang jadi takut sholat…dulu kejadian yg sama terjadi pada sekuel film makmum, khanzab dsj. Yuk bisa buat film… pic.twitter.com/4DQhBgsFVg
— Hilmi Firdausi (@Hilmi28) March 22, 2024
“Film seperti ini sama sekali tidak mendidik, bahkan sampai membuat sebagian
orang jadi takut sholat. Dulu kejadian yang sama sudah pernah terjadi pada
film Makmum, Khanzab dan sejenisnya,” papar Hilmi Firdausi.
Kalau memang ingin membuat film bertema religi, Hilmi Firdausi menyarankan
para sineas untuk tidak memadukannya dengan unsur-unsur horor. Berkaca ke
film Agak Laen, Hilmi yakin para sineas tetap bisa menghasilkan karya
berkualitas tanpa harus menakut-nakuti penonton.
“Yuk, bisa buat film dengan unsur religi yang lebih berkualitas, yang agak
laen. Biar hasilnya juga agak laen kayak film Agak Laen,” kata Hilmi
Firdausi.
Film Kiblat sendiri sebenarnya punya alur cerita yang cukup menarik. Bobby
Prasetyo selaku sutradara ingin menggambarkan perjuangan seorang santri
perempuan untuk keluar dari jerat ajaran sesat yang berkembang di
lingkungannya.
Film Kiblat juga dibintangi aktor dan aktris ternama Tanah Air seperti
Arbani Yasiz hingga Yasmin Napper. Hadir pula sosok Ria Ricis, yang kembali
ke layar lebar lewat perannya di film tersebut.
Hanya saja, fokus publik lebih tertuju ke poster film Kiblat. Menampilkan
adegan orang kerasukan saat salat, publik menilai poster tersebut sarat
unsur pelecehan terhadap salah satu agama.
Pemilihan kata kiblat sebagai judul film horor pun ikut dipermasalahkan.
Beberapa umat Muslim keberatan kalau istilah yang biasa dipakai untuk
menggambarkan arah salat malah difungsikan sebagai alat untuk menakut-nakuti
orang.
Belum ada pernyataan sikap dari rumah produksi Leo Pictures atas kritik
terhadap rencana penayangan film Kiblat. Mereka baru mengeluarkan himbauan
untuk semua kalangan agar menghentikan kegiatan publikasi poster dan trailer
film.
Sumber:
suara
Foto: Ustaz Hilmi Firdausi/Net