Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengendalikan para elite partai politik (parpol) karena tersandera kasus korupsi.
“Para elite partai politik tersandera kasus kasus korupsi,” kata kader PDIP dekat almarhum Taufik Kiemas, Beathor Suryadi kepada redaksi beatho, Jumat (12/4/2024).
Selain itu, Beathor mengutarakan, harusnya para ketua umum parpol sadar cara memilih Pilpres melalui seleksi dilakukan di MPR RI bukan dari lubang gorong-gorong, popularitas, elektabilitas dan isi tas.
KPU tidak merilis persyaratan kandidat telah terpenuhi, ternyata ada yang tidak memiliki ijazah.
Awal kita melaksana kan pada tahun 1955, saat itu di ikuti banyak partai dan menghasilkan 4 partai besar, PNI, PKI, Masyumi dan NU.
Lalu diulang oleh Orde Baru pada tahun 1971 dengan tetap multi partai. Pada tahun 1973 terjadi Fusi, 10 partai itu di kelompokkan menjadi 3 kelompok partai menjadi PPP, PDI dan Golkar.
Kata Beathor, gerakan Reformasi berhasil menjebol kondisi 3 kelompok partai peserta Pemilu itu menjadi multi partai lagi seperti peserta pemilu 1955.
Kini era Reformasi telah 5 kali melakukan pemilu sejak 2004, rakyat masih jauh dari sejahtera, sistem pemilu reformasi ini telah menggerogoti/ menjebol APBN yang sangat besar sekali.
“Akankah kita biarkan kondisi ini menjadi sepanjang masa, hanya lembaga survei yang menikmati kemakmuran dengan dilaksanakannya sistem pemilu terbuka dan pemilihan presiden secara langsung tersebut,” pungkas Beathor.
Sumber: suaranasional
Foto: Beathor Suryadi (Dok Pribadi)