Kajian Merah Putih: 'Pilpres Ulang Tanpa Jokowi dan Gibran' -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Kajian Merah Putih: 'Pilpres Ulang Tanpa Jokowi dan Gibran'

Senin, 08 April 2024 | April 08, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-04-08T00:44:08Z

Koordinator Kajian Merah Putih Sutoyo Abadi mengatakan skenario kemenangan Paslon  02 dengan segala rekayasanya dalam Pilpres 2024 hakekatnya adalah kemenangan RRC. Defacto RRC dalam politik militer dan ekonomi  telah menguasai indonesia.

“Presiden boneka jilid dua mulus dimenangkan pada Pilpres 2024. Prabowo mau tidak mau harus mengemban tugas  Inisiatif Belt and Road ( BRI ) Cina. Sebelumnya bernama “New Silk Road” kemudian berubah menjadi “One Belt One Road”, merupakan salah satu kebijakan luar negeri dan ekonomi Pemerintah Tiongkok yang paling ambisius,” kata Sutyo kepada wartawan, Ahad  (7/4/2024).

“Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat pengaruh ekonomi Beijing melalui program yang luas dan menyeluruh dalam pembangunan infrastruktur di seluruh negara yang dilewati jalur tersebut, termasuk Indonesia,” imbuhnya.

Ketua Kajian Merah Putih ini menjelaskan  Inisiatif Belt and Road  ( BRI ) memiliki dua rincian yaitu jalur sutra ekonomi darat dan jalur sutra maritim berbasis laut.  

Presiden Xi Jinping dalam pidatonya menekankan BRI dalam perdamaian dan kerjasama, keterbukaan dan inklusivitas, saling belajar dan saling menguntungkan.

“Fakta yang terjadi rencana OBOR yang telah diubah menjadi Inisiatif Belt and Road (BRI) China di Indonesia sudah berubah arah pada kondisi  sangat membahayakan kedaulatan negara,” ungkapnya.

Sutoyo mengemukakan Landscape Cina telah berubah sebagai penjajah gaya baru di Indonesia. Sasaranya sangat jelas pada 

(1):  “Modus Investasi dan Bisnis” pada bidang pertambangan, kehutanan / perkebunan, perikanan,  properti, mulai masif sejak 2014. 

(2): Mengkondisikan domestik, suap penguasa pusat dan daerah, kendalikan aparat keamanan buat regulasi baru, rangkul taipan etnis Cina, bentuk buzzer dan media pro-RRC

(3): Mendatangkan TKA Cina,  dilakukan secara bertahap, sisertakan dalam modus turis sisipkan tenaga paramiliter, beri E-KTP Indonesia, menikahi warga lokal. 

(4): Perkuat area investasi, membangun kawasan eksklusif ( semacam benteng ),  regulasi dan aturan tersendiri, mempersiapkan senjata dan amunisi.

(5): Ekspansi bisnis dan TKA Cina, Terutama di P. Kalimantan, Maluku, Sulawesi dan Papua, kuasai pelabuhan dan bandara besar, TKA Cina yang datang akan berjumlah 50 juta orang. 

(6): Bangun pangkalan militer kecil, dibangun di Kalimantan dan Maluku, jumlah 100.000 tentara ( sebagian sudah ada yang menyamar TKA ), alibi untuk melindungi aset investasi dan keselamatan TKA Cina.

(7): Kuasai IKN baru di Kalimantan, jantung sebuah negara ada pada Ibu Kota Negara (IKN), kuasai fisik ( ranah, gedung dll.), bentuk pemerintahan boneka. 

(8): Aksi soft agression, kunci akses strategis negara ( politik , ekonomi dan pertahanan), amandemen UUD yang berhaluan Pro-RRC.

(9): RRC kuasai penuh Indonesia, menjadi koloni tanpa perlu perang, memberlakukan sistem seperti di Tibet dan Uighur, mendatangkan lagi ratusan juta warga RRC sesuai target sampai 200 kita pada tahun 2029

Sutoyo menilai sikap kebijakan arah tujuan politik Xi Jinping terhadap Indonesia melalui Prabowo yang harus kita waspadai Prabowo didepan Xi Jinping wajahnya tampak sekali lemah, tertunduk, tidak ada wibawa dan energi pamor seorang pemimpin bangsa Indonesia.

“Terkesan tertekan dan merasakan beban yang sangat berat sedang menghadap  Xi Jinping yang sudah berubah menjadi penjajah dan sudah merusak bangsa ini selama 10 tahun akhir ini,” terangnya.

“Xi Jinping seakan memberikan mandat kepada Prabowo untuk meneruskan dan berkomitmen yang telah diberikan kepada  Jokowi untuk di lanjutkan. Pada posisi Prabowo belum resmi sebagai presiden bahkan sedang menghadapi sengketa Pilpres. Xi Jinping merasa yakin semua bisa diatasi oleh Jokowi,” jelas Sutoyo.

Dalam penilaian Sutoyo, Indonesia secara politik dan ekonomi harus dibawah kekuasaannya  Xi Jinping menunjukkan sikap bahwa Indonesia sudah tidak berdaulat secara diplomatic dan substansial

Ia mengingatkan, jangan sampai dibiarkan Prabowo masuk kedalam “jebakan batman” si kaki tangan Komunis Xi Jinping. Karena  operasi intelijen China. 

Pertama, tujuan jangka pendek Prabowo menang itu untuk meng-backup melindungi Jokowi, keluarganya dan kroni-kroninya dari sidang pengadilan rakyat. Dan Kedua, tujuan jangka panjang renstra politik China Komunis untuk kuasai Indonesia

“Jalan terbaik untuk menolong Prabowo adalah MK memutuskan Pilpres ulang tanpa cawe cawe Jokowi dan membuang Gibran sebagai Cawapres,” ujarnya.

“Keputusan MK saya setuju dengan harapan Rocky  Pemilu Ulang Tanpa Gibran, pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update
close