Bos PPI: Duet Anies-Ahok Sampai Kiamat Tak Mungkin Terwujud -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bos PPI: Duet Anies-Ahok Sampai Kiamat Tak Mungkin Terwujud

Minggu, 12 Mei 2024 | Mei 12, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-12T09:10:46Z

Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini, berbicara soal duet Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok sangat mungkin di Pilgub DKI Jakarta 2024. 

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno justru menilai duet kedua tokoh itu sampai kiamat tidak mungkin terjadi.

"Mustahil. Sampai kiamat tak mungkin terwujud," kata Adi kepada wartawan, Sabtu (11/5/2024).

Ada beberapa faktor menurut Adi terkait mustahilnya duet Anies dan Ahok. 

Pertama, katanya, Ahok tidak bisa maju sebagai calon wakil gubernur (cawagub) berdasarkan peraturan perundang-undangan karena gubernur dilarang untuk mencalonkan diri menjadi wakil gubernur di daerah yang sama berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada Pasal 7 ayat (2).

"Faktornya tiga hal. Pertama, secara regulasi Ahok tak bisa maju sebagai cawagub. Itu jelas dan fix," kata Adi.

Lalu, kata Adi, ada konflik ideologis Anies dan Ahok sulit disatukan. Kemudian, soal luka politik efek politik identitas Pilkada Jakarta 2017 yang belum terobati.

"Kedua, konflik ideologis keduanya sulit disatukan. Apapun judulnya Anies dinilai sebagai representasi kelompok Islam kanan. Ahok sebaliknya," ujar Adi.

"Ketiga, luka politik efek politik identitas pilkada jakarta 2017 belum terobati. Apapun judulnya Ahok kalah karena isu agama yang dihembuskan kencang pendukung Anies," imbuhnya.

Tak hanya itu, Adi menyebut saat ini belum ada partai yang tertarik dengan duet Anies dan Ahok. Dia menilai duet itu hanya manis di permukaan tapi sulit diwujudkan.

"Di samping itu, pada level partai belum ada satupun partai yang tertarik duetkan Anies-Ahok. Duet ini hanya manis di permukaan tapi sulit diwujudkan," imbuhnya.

Adi tidak yakin duet itu terlaksana. Jika pun bisa dan dapat tiket maju Pilgub DKI, Adi berkelakar itu bagian dari tanda-tanda kiamat politik sudah dekat.

"Kalau Anies-Ahok bisa duet dan dapat tiket maju Pilkada Jakarta, rasa-rasanya itu bagian dari tanda kiamat politik sudah dekat," tuturnya.

Analisis Rektor Paramadina

Sebelumnya, menurut Didik, menyatukan Anies-Ahok di Pilgub Jakarta merupakan eksperimen berani. Peluang Anies dan Ahok bersatu sangat mungkin karena beberapa faktor.

Pertama, Anies menurut Didik, seorang yang religius tetapi tidak radikal seperti yang dipersepsikan ketika hadir dalam Pilgub Jakarta 2017. 

Kedua, menurut Didik sosok Ahok memang temparamental, yang kadang-kadang tabu di dalam politik.

Namun, bagi Didik, sesungguhnya Ahok adalah seorang yang nasionalis dilihat dari sejarah karir politiknya. 

Ketiga, Didik menilai tidak ada lagi faktor pendorong keduanya ke arah radikal, karena Anies dinilai sudah bisa tampil di dalam pilpres dengan citra nasionalis relegius. Keempat, Ahok juga dinilai akan bisa diterima publik.

"Anies dan Ahok pasti berpikir positif jika paham gagasan seperti ini dari berbagai pihak yang andal menjadikannya simbol kesatuan dari keduanya. Anies masuk Jakarta mempunyai peluang menang sangat besar jika tidak kita katakan hampir 100%," kata Didik dalam keterangannya, Sabtu (11/5) kemarin.

Namun, wacana itu terhalang Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 9 Tahun 2020 Dalam PKPU itu disebutkan seseorang dapat menjadi calon wakil gubernur apabila belum pernah menjabat sebagai gubernur di daerah yang sama. 

Hal ini dijelaskan secara umum oleh Komisioner KPU DKI, Dody Wijaya, saat dihubungi, Sabtu (11/5) kemarin.

"KPU DKI tidak berkomentar terkait bakal pasangan calon ya, tapi menjawab terkait regulasi atau ketentuan yang mengatur tentang hal tersebut," kata Dody.

Sumber: detik
Foto: Kolase Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok/Net
×
Berita Terbaru Update
close