Cadangan Devisa Dikuras Buat Tahan Jebloknya Rupiah -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Cadangan Devisa Dikuras Buat Tahan Jebloknya Rupiah

Kamis, 09 Mei 2024 | Mei 09, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-09T03:58:38Z

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo meminta semua pihak tidak khawatir dengan turunnya nilai cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024.

Menurut dia, kondisi itu adalah hal yang wajar dalam penggunaan cadangan devisa untuk menahan ajloknya rupiah terhadap dolar AS.

Tercatat Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2024 sebesar 136,2 miliar dolar AS, jumlah itu menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 sebesar 140,4 miliar dolar AS. 

"Jadi kenapa cadangan devisa nggak usah gundah gulana, nggak usah insecure, ya memang wajarnya gitu," ujar Perry dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Dia memaparkan, sebenarnya cadangan devisa itu salah satu alat atau instrumen untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil.

Perry bilang, cadangan devisa bakal bertambah jika dapat guyuran dari neraca arus modal masuk atau inflow dan surplusnya neraca perdagangan.

"Tapi akan turun kalau memang terjadi outflow dan stabilisasi nilai tukar, itu adalah begitu," ucap dia.

Perry mengklaim bahwa jumlah cadangan devisa masih jauh dari cukup. Hal ini tercermin dari standar kecukupan pembayaran impor yang hanya 3 bulan, saat ini posisi cadangan devisa tinggi di level 6,1 bulan.

Kemudian, ungkap dia, dari ukuran IMF juga, cadangan devisa masih jauh lebih tinggi dari berdasarkan Reserve Adequacy Ratio.

"Ya memang kita kumpulkan pas panen, sekarang lagi terjadi outflow dan stabilitas ya turun, tapi kami pastikan bahwa stoknya itu, jauh lebih cukup, dari yang kita perlukan," tegas Perry

"Ukurannya internasional 3 bulan dan juga ada ukuran IMF yang lebih tinggi dari kebutuhan, sehingga singkatnya cadangan devisa akan naik, caranya dengan kebijakan kemaren dan terjadi inflow termasuk ada demand," pungkas dia.

Sumber: suara
Foto: Gubernur BI, Perry Warjiyo (Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)
×
Berita Terbaru Update
close