Akademisi kondang, Rhenald Kasali turut menanggapi Bea Cukai yang kini tengah mendapatkan sorotan publik.
Melalui kanal YouTube-nya, Rhenald Kasali menceritakan pengalamannya saat menghadapi Bea Cukai usai harus mendatangkan obat pribadinya dari luar negeri.
Pengalaman Rhenald Kasali menghadapi Bea Cukai ini terjadi saat dirinya harus mendatangkan obat dari luar negeri saat masa pandemi Covid-19 berlangsung beberapa tahun silam.
"Saya terpaksa harus mendatangkan obat saya dari luar negeri karena di dalam negeri tidak tersedia, dokternya tidak praktek, kemudian pesawat juga tidak banyak datang," katanya seperti dikutip Kilat.com Kamis, 9 Mei 2024.
Saat itu, dirinya harus membeli obat dari luar negeri seharga Rp11,7 juta.
"Jadi saya contact dokter saya di luar negeri dan akhirnya barang dikirim ke Indonesia dan saya membayar obat sangat mahal tapi demi kesehatan," ujarnya.
Saat tiba di Tanah Air, obat tersebut dikenakan bea masuk senilai 7,5 persen atau sekitar Rp800 ribu lebih.
"Saya baca di situ dikenakan pajak masuk Bea Cukai itu nilainya 7,5 persen ya okelah," ungkapnya.
"Ternyata ada lagi PPN yaitu 10 persen (Rp1 jutaan), tapi kok kenapa yang saya bayar jumlahnya besar sekali," katanya.
Dirinya mengaku menggunakan jasa ekspedisi luar negeri untuk mengirim obat tersebut lantaran banyaknya negara yang menerapkan pembatasan mobilitas termasuk transportasi udara saat itu.
Di mana dalam tagihan tersebut, dirinya harus membayar total pajak senilai Rp2,8 juta.
"Kenapa saya gunakan FedEx? Karena pada saat itu Airlines tidak beroperasi, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang tidak punya jaringan, saya membayar lebih dari yang seharusnya," ucapnya.
Dirinya mendapatkan temuan di mana obat kirimannya tersebut dibongkar oleh petugas Bea Cukai hingga bungkus yang menjadi rusak.
"Sudah bayar melebihi dari yang seharusnya saya pikir saya mendapatkan service yang baik tapi ternyata obat-obatan saya habis dipenyet-penyet dan saya merasa ini tidak higienis," katanya.
Masih penasaran dengan cara kerja petugas Bea Cukai, Rhenald akhirnya membuka video di situs resmi instansi tersebut.
Di mana dalam video yang ia tonton, dirinya terkejut lantaran melihat sejumlah petugas Bea Cukai tidak mengenakan sarung tangan dan masker.
"Akhirnya saya membuka website Bea Cukai video-video edukasi dan saya lihat videonya di situ, alamak ini perlu banyak diedukasi dan perlu diperbaiki," tuturnya. (*)
Sumber: kilat
Foto: Potret Rhenald Kasali. (YouTube Rhenald Kasali)