Salah satu terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eki, yakni Saka Tatal menjadi perhatian publik.
Pasalnya Saka Tatal disebut-sebut sebagai korban salah tangkap atas kematian Vina di Cirebon.
Kini setelah mendekam 4 tahun di penjara, Saka Tatal akhirnya bebas dan bisa menghirup udara segar.
Sebelumnya, Saka divonis 8 tahun penjara namun mendapat remisi, sehingga hanya menjalani hukuman 4 tahun di jeruji besi.
Saat ditemui awak media, pria yang diduga korban salah tangkap ini menceritakan detik-detik dirinya dibawa ke kantor polisi.
Dilansir Kilat.com dari akun X @tanyarlfes pada Minggu, 19 Mei 2024, Saka mengatakan saat itu ia dimintai tolong oleh pamannya untuk mengisikan bensin motor.
Sayangnya ketika telah selesai isi bensin dan hendak mengembalikan motor, dirinya justru dibawa ke kantor polisi.
"Motor saja belum dikasihin ke paman saya (Eka Sandi), tahu-tahu saya langsung ditangkap," ungkapnya.
Saka menyebut pada saat penangkapan, ia tidak diberikan alasan kenapa dirinya ditangkap.
"Pas nangkap saja nggak ada penjelasan apapun, terus saya di bawa ke Polres Cirebon Kota," sambung Saka.
Bahkan sesampainya di kantor polisi, Saka malah mendapat perlakuan yang bikin ngilu.
Korban salah tangkap itu mengaku disiksa dengan berbagai kekerasan.
Di antaranya yakni dipukul, diinjak, hingga disetrum berkali-kali.
Hal itu dilakukan untuk memaksanya agar mau mengaku sebagai pelaku pembunuhan Vina dan Eki.
"Sampai di kantor polisi itu saya nggak ditanya, tahu-tahu saya langsung disiksa, dipukulin, diinjak-injak sampai disetrum. Dipaksa buat mengaku," bebernya.
Lebih lanjut Saka mengungkapkan sempat menjalani pemeriksaan selama satu minggu.
"Saya diperiksa itu seminggu dan saya dipaksa mengaku kalau saya ikut membunuh. Gimana saya mau ngaku, kejadian saja saya nggak tahu tapi saya terus dipaksa buat mengaku," lanjutnya.(*)
Sumber: kilat
Foto: Kisah miris Saka Tatal dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki (YouTube Metro TV)
%20Sutiyoso.jpg)
