Direktur Institute for Criminal Justice Reform (ICJR), Erasmus Napitupulu soroti penguntitan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung), Febrie Adriansyah oleh Densus 88.
Erasmus Napitupulu mengklaim pertiswa tersebut merupakan skandal serius.
Sehingga menurut Erasmus Napitupulu, DPR seharusnya ikut turun tangan untuk memanggil polisi terkait peristiwa ini.
"Ini skandal serius loh," ujar Erasmus, dikutip Kilat.com dari akun X @erasmus70.
"Harusnya DPR panggil pihak kepolisian untuk menjelaskan kondisi ini," sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, geger Jampidsus dikuntit oleh anggota Densus 88.
Kala itu, Febri tengah makan malam di sebuah restoran Perancis di kawasan Cipete, Jakarta Selatan pada Minggu, 19 Mei 2024.
Diektahui, anggota Densus 88 yang menguntit Febrie terdiri dari dua personel.
Kedua personel Densus 88 itu pun menyusulnya ke restoran tersebut dengan mengenakan pakaian santai dan berjalan kaki.
Salah satu dari anggota Densus 88 lalu meminta meja di lantai dua. Alasannya, karena ingin merokok.
Namun anggota Densus tersebut selalu mengenakan masker.
Tak lama kemudian, anggota Densus 88 tersebut mengarahkan alat yang diduga perekam ke ruangan Febrie yang saat itu sedang makan.
Aksi penguntitan itu pun lantas dicurigai oleh Polisi Militer yang tengah mengawal Febrie.
Belakangan diketahui, identitas salah satu anggota Densus 88 itu berinsial IM dengan pangkat Bripda.
Sebagai informasi tambahan, Febrie merupakan Jaksa yang menangani perkara korupsi tata niaga timah yang merugikan negara sebesar Rp271 triliun. (*)
Sumber: kilat
Foto: Kejagung diduga diteror! Jampidsus Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah diduga dibuntuti Densus 88. (Kolase Twitter @jaksapedia dan @MurtadhaOne1)
