Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan diingatkan tidak sembarangan menerima tawaran PDI Perjuangan untuk mendaftar sebagai calon gubernur pada Pilkada Jakarta 27 November 2024.
Hal itu dikatakan pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin kepada wartawan, Kamis (9/5).
“Karena ini bisa jadi merupakan jebakan "Batman" dalam upaya mengubur ketokohan Anies di Jakarta sebagai tokoh nasional,” kata Ujang.
Menurut Ujang, perbedaan garis politik Anies dan PDIP sudah menjadi rahasia umum dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan hal itu, Anies pun perlu berhati-hati dalam menerima pinangan partai politik di Pilkada Jakarta.
“Kalau kepentingannya untuk menggunakan Anies sebagai alat melawan gerbong Jokowi. Tidak menutup kemungkinan PDIP mengusung Anies di Pilkada Jakarta,” kata Ujang.
Lebih lanjut, terlepas dari kemungkinan itu, Ujang memandang Anies perlu menggunakan kesempatan Pilkada Jakarta untuk tinggal landas menuju Pilpres 2029 mendatang.
“Dengan begitu konsistensi Anies menuju 2029 akan terjaga. Jika pun kalah di pilkada, persepsi masyarakat terhadap Anies sebagai tokoh nasional tidak bisa terbantahkan,” kata Ujang.
Sebelumnya, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengungkapkan partainya berpeluang mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024.
“Tentu (ada peluang dari PDIP untuk Anies). Tergantung penilaian DPP (dewan pimpinan pusat), dan rekam jejak calon tersebut,” kata Gilbert.
Sumber: rmol
Foto: Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan/Ist