Aksi protes mahasiswa terhadap serangan militer Israel di Gaza telah menyebar secara global.
Bermula di salah satu kampus elit di Amerika Serikat, aksi protes dengan mendirikan tenda-tenda solidaritas Gaza juga dilakukan oleh mahasiswa di sejumlah negara.
Berikut ringkasan aksi protes para pendukung Palestina yang banyak diberitakan:
1. Amerika Serikat
Sejak 17 April, ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina telah mendirikan tenda-tenda di hampir 40 universitas AS untuk memprotes lonjakan korban di perang Gaza.
Dalam beberapa hari terakhir, polisi telah membubarkan paksa tenda-tenda mahasiswa, termasuk satu di Universitas New York atas permintaan pengelolanya.
Menurut News York Times, telah ada 2100 demonstran yang ditahan selama proses tersebut.
Para pengunjuk rasa yang membuat barikade di dalam Universitas Columbia, mengeluhkan kebrutalan polisi saat petugas membubarkan aksi protes.
Di Universitas California, Los Angeles, ratusan polisi mengosongkan sebuah kamp, merobohkan penghalang dan menahan lebih dari 200 pengunjuk rasa.
Belasan polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru-hara menggunakan semprotan kimia untuk membubarkan perkemahan pro-Palestina di Universitas Virginia.
Brown University di Rhode Island mencapai kesepakatan dengan para mahasiswa untuk memindahkan kamp mereka sebagai imbalan atas pertimbangan divestasi dari perusahaan yang memungkinkan dan mengambil keuntungan dari genosida di Gaza.
Sementara Presiden AS, Joe Biden baru bersuara pada Kamis (2/5) dengan menegaskan bahwa ketertiban harus ditegakkan.
2. Prancis
Polisi pada hari Jumat (3/5) secara paksa memindahkan pengunjuk rasa dari aksi protes pro-Gaza di Sciences Po di Paris, sekolah ilmu politik terkemuka di negara itu.
Para pejabat mengatakan 91 orang ditangkap.
Administrator sementara Sciences Po, Jean Basseres, menolak permintaan mahasiswa untuk memeriksa hubungan lembaga tersebut dengan universitas-universitas Israel.
Di luar Universitas Sorbonne yang berdekatan, Persatuan Mahasiswa Yahudi di Perancis menggelar diskusi pada hari Jumat (3/5).
Di Universitas Paris-Dauphine, administrator melarang konferensi yang melibatkan Rima Hassan, seorang pakar hukum internasional Perancis-Palestina yang vokal mengutuk genosida di Gaza.
Larangan tersebut, yang diberlakukan dengan alasan terdapat risiko gangguan publik, telah dibatalkan oleh otoritas kehakiman.
Presiden Prancis Emmanuel Macron pada hari Sabtu (4/5) mengutuk blokade universitas di Sciences Po dan universitas Prancis lainnya.
3. Jerman
Polisi turun tangan pada hari Jumat (3/5) untuk mengevakuasi pengunjuk rasa di luar Universitas Humboldt di pusat Berlin.
Sejumlah pengunjuk rasa secara paksa diusir setelah menolak untuk pindah ke lokasi lain, kata polisi.
Walikota Berlin Kai Wegner mengkritik protes tersebut, dengan mengatakan bahwa kotanya tidak ingin melihat peristiwa seperti yang terjadi di Amerika Serikat atau Perancis.
4. Kanada
Mahasiswa telah melakukan protes terhadap perang di Gaza di beberapa kota, termasuk Montreal, Ottawa, Toronto dan Vancouver.
Ratusan demonstran telah bergabung dengan kamp pertama dan terbesar, di Universitas McGill di Montreal, dalam menghadapi ancaman izin polisi.
Mereka bersumpah untuk tetap berada di sana sampai McGill memutuskan semua hubungan finansial dan akademis dengan Israel.
Administrator universitas mengatakan pada hari Rabu (1/5) bahwa mereka ingin tenda-tenda protes tersebut segera dibubarkan, dengan tuduhan bahwa pengunjuk rasa tertentu bukan anggota organisasi mahasiswa.
5. Australia
Ratusan pendukung Gaza dan Israel saling berhadapan di Universitas Sydney pada hari Jumat (3/5), meneriakkan slogan-slogan dan mengibarkan bendera.
Para pengunjuk rasa pro-gencatan senjata telah berkemah selama 10 hari di halaman hijau di depan universitas. Mereka ingin Israel memutuskan hubungan dengan lembaga-lembaga Israel dan menolak pendanaan dari perusahaan senjata.
6.Irlandia
Mahasiswa di Universitas Trinity College Dublin mulai melakukan aksi duduk pada hari Jumat (3/5), menggambarkan protes tersebut sebagai perkemahan solidaritas untuk Palestina.
7. Meksiko
Belasan mahasiswa dari universitas terbesar di negara itu, UNAM, mendirikan tenda di ibu kota pada hari Kamis (2/5). Mereka meneriakkan slogan “Bebaskan Palestina” dan “Dari sungai ke laut, Palestina akan diatasi”.
Mereka menginginkan pemerintah memutuskan semua hubungan dengan Israel.
8. Swiss
Sekitar 100 mahasiswa sejak Kamis (2/5) menduduki pintu masuk sebuah gedung di Universitas Lausanne, menyerukan boikot akademis terhadap Israel dan gencatan senjata segera di Gaza.
Aksi protes damai akan berlanjut hingga Senin (6/5).
Sumber: rmol
Foto: Ilustrasi/Net