Kasus pembunuhan Vina di Cirebon masih menjadi misteri hingga saat ini setelah 8 tahun berlalu.
Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri pun angkat bicara soal pelaku pembunuhan Vina yang belum semua tertangkap.
Reza Indragiri dalam sebuah wawancara membeberkan faktor yang sangat berpengaruh merusak proses hukum.
Sebelumnya Reza Indragiri melayangkan kritik terkait investigasi pada kasus yang menghilangkan nyawa seorang gadis di Cirebon.
Dilansir Kilat.com dari akun X @AnKiiim pada Jumat, 17 Mei 2024, Reza menyampaikan hal yang selalu menghalangi dalam proses hukum.
"Saya selalu tekankan ini, barang yang paling merusak proses penegakan hukum adalah kesaksian mata, pengakuan," ungkap Pakar Psikologi Forensik.
Hal ini bermula saat Direskrimum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan menyampaikan pernyataan terkait pelaku pembunuhan Vina.
Menurut Surawan, pengakuan 8 terpidana lain lah yang akhirnya menjadi alasan sulitnya menemukan 3 orang tersangka buron.
"Dari pernyataan direskrimum dalam tanda petik terus menyalahkan terus menyebut berdasarkan pengakuan," tegasnya.
"Kenapa 3 orang pelaku lainnya tidak tertangkap? karena berdasarkan pengakuan pelaku mereka hanya tahu nama panggilan saja, tidak lebih dari itu," kata Reza.
Tak berhenti di situ saja, Reza heran kenapa tidak ditambahkan pasal rudapaksa pada kasus Vina ini.
Padahal jika dilihat dari reka adegan di film yang kini viral 'Vina: Sebelum 7 Hari', korban mengalami rudapaksa oleh pelaku.
Bahkan pada visum pun ditemukan cairan sperma di tubuh korban.
Pakar Psikologi Forensik lalu menyinggung hukuman pelaku yang seharusnya bisa lebih dari penjara seumur hidup.
Mengingat kejahatan yang dialami Vina tak hanya satu tindakan kekerasan saja.(*)
Sumber: kilat
Foto: Sosok Reza Indragiri, Pakar Psikologi Forensik. (Tangkapan layar YouTube/ Tv One News)
%20Sutiyoso.jpg)
