Tewasnya Mahasiswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior Dinilai Tak Wajar, Paman Korban: Saya Akan Tuntut Pihak Kampus! -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tewasnya Mahasiswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior Dinilai Tak Wajar, Paman Korban: Saya Akan Tuntut Pihak Kampus!

Minggu, 05 Mei 2024 | Mei 05, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-05T00:26:36Z

Tewasnya mahasiswa STIP, Putu Satria Ananta Rustika memberikan pukulan duka luar biasa bagi keluarga.

Terlebih dari kabar yang beredar, mahasiswa STIP, Putu Satria Ananta Rustika tewas lantaran jadi korban penganiayaan senior.

Tak terima dengan kasus tewasnya mahasiswa STIP Putu Satria Ananta Rustika, paman korban tegas akan menuntut oknum pelaku penganiayaan.

Melansir YouTube Kompas TV, Sabtu 4 Mei 2024, mahasiswa STIP Marunda, Jakarta Utara bernama Putu Satria Ananta Rustika dikabarkan tewas pada Jumat, 3 Mei 2024.

Putu Satria diketahi adalah taruna tingkat satu angkatan 2023 di sekolah yang berada di bawah Kementerian Perhubungan tersebut.

Putu Satria dinyatakan tewas setelah sebelumnya dibawa oleh sejumlah siswa ke klinik kampus dalam kondisi tak sadarkan diri dengan luka lebam pada bagian ulu hati.

Saat dihendak diperiksa di klinik kampus, korban rupanya sudah tak bernyawa.

Korban kemudian dibawa ke RS Polri untuk dilakukan otopsi.

Sementara itu pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mengetahui kronologis kejadian.

Ayah korban, Ketut Swastika menangis pilu saat tahu anaknya tewas diduga karena penganiayaan oleh senior.

Ketut Swastika meyakini bahwa kematian anaknya ini tidak wajar.

Sebab selama ini sang anak selalu mengatakan bahwa lingkungan kampusnya aman, tidak ada penganiayaan atau aksi kekerasan.

"Saya sangat terpukul dengan kejadian ini. Apalagi kematian anak saya kayaknya kurang wajar," kata Ketut seperti yang dikutip Kilat.com dari YouTube tvOne News, Sabtu 4 Mei 2024.

"Saya tanya bagaimana keadaan kampus, dia selalu bilang aman," imbuhnya.

Kasus tewasnya Putu Satri yang diduga akibat penganiayaan ini membuat pihak keluarga begitu terpukul.

Paman korban, Nyoman Budi Arto tegas mengatakan dirinya tak akan tinggal diam atas kematian keponakannya ini.

Nyoman Budi Arto berniat akan menuntut pertanggung jawaban oknum pelaku atas kejadian ini.

"Saya mau tuntut yang memukul itu sama pihak sekolah. Anak saya sehat-sehat saja tiba-tiba meninggal dunia," kata Nyoman Budi Arto, dikutip Kilat.com dari ANTARA, Sabtu, 4 Mei 2024.

Tidak hanya pelaku, paman korban juga berniat menuntut pertanggung jawaban kampus atas kejadian ini dan bakal minta pelaku dihukum berat sesuai peraturan.

"Sata punya anak dibegitukan, seandainya juga dia punya anak digituin juga bagaimana? Saya akan tuntut pihak kampus," tegasnya.

Saat mengetahui kabar kematian keponakannya, Nyoman Budi langsung menanyakan kronologi kejadian kepada teman-teman korban dan menyamakan dengan berita dari polisi.

Berdasarkan hasil penyelidikannya sendiri, Nyoman Budi bisa pastikan bahwa cerita teman-teman korban dan berita dari polsii sama persis.

"Iya, dihajar tapi tidak jelas apa sebabnya hingga ia dihajar," pungkasnya.

Di sisi lain, melansir ANTARA, pihak Ketua Sekolah STIP, Ahmad Wahid menegaskan bahwa kebudayaan kekerasan atau aksi perpeloncoan sudah lama dihapuskan.

"Tidak ada budaya perpeloncoan di kampus ini dan itu penyakit turun temurun yang sudah dihilangkan, " tegas Ahmad Wahid saat ditemui di Jakarta.

Terkait kasus tewasnya Putu Satri diduga lantaran penganiayaan senior, Ahmad Wahid menduga insiden ini terjadi di luar program yang dibuat kampus.

Dalam arti, Ahmad Wahid menduga ada kemungkinan insiden ini terjadi lantaran masalah personal antar pribadi yang bersangkutan.

"Budaya itu sudah kami hilangkan, itu murni person to person," pungkas Ahmad Wahid. (*)

Sumber: kilat
Foto: Putu Satria, mahasiswa STIP yang diduga tewas akibat penganiayaan senior (Kolase Facebook Denpasar Viral dan STIP)
×
Berita Terbaru Update
close