Kemampuan militer Israel dinilai tidak cukup untuk menghadapi perang habis-habisan dengan kelompok militer Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah.
Laporan Financial Times pada Rabu (26/6), merujuk pada sumber-sumber pejabat Amerika Serikat menyebut Hizbullah sebagai aktor non-negara dengan persenjataan paling berat di dunia.
Mereka menyoroti sejumlah kesulitan yang akan dihadapi Israel jika bersikeras terlibat konflik militer dengan Hizbullah.
"Kemampuan mereka (Israel) terbatas untuk mempertahankan diri jika mereka terlibat dalam perang terbuka dengan Hizbullah," ungkap laporan tersebut.
Kendati demikian, sumber-sumber diplomat dari kedua pihak berkonflik telah memberikan sinyal untuk menghindari perang skala penuh.
Laporan lain yang dirilis Newsweek menyebut perluasan perang baru antara Hizbullah dan Israel akan membawa kehancuran yang tidak terbayangkan dan menjadi hambatan besar bagi pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dalam laporan itu, Wakil kepala Dewan Keamanan Nasional Israel, Eran Etzion yakin Israel akan kalah dalam 24 jam dengan kehancuran yang besar di wilayah pendudukan.
"Sulit untuk melihat bagaimana perang dapat dimenangkan dengan cepat, atau tidak sama sekali," ujarnya.
Menurut pejabat militer Israel, Hizbullah memiliki sekitar 200.000 roket, mortir, drone, rudal permukaan-ke-udara, rudal anti-tank, amunisi berpemandu presisi, dan senjata lainnya.
Terlebih lagi, AS pada Selasa (25/6) memperingatkan bahwa bentrokan dengan Hizbullah mungkin memicu perang regional, di mana Iran akan ikut terlibat.
Sumber: rmol
Foto: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu/Net