Langkah konkret Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto untuk membantu mengatasi keadaan darurat di Gaza, Palestina, layak diapresiasi. Bahkan, langkah itu membuat Indonesia menjadi negara yang paling konkret membantu Gaza.
Hal ini, menurut pakar Hubungan Internasional (HI), Profesor Hikmahanto Juwana, tercermin dari pidato tegas Prabowo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tanggap darurat untuk Gaza beberapa waktu lalu di Amman, Yordania.
Berbeda dari negara lain yang mengikuti KTT ini, sikap Indonesia paling nyata dan berani.
Hikmahanto mengatakan, Indonesia tidak sekadar bicara tetapi turut memberikan aksi nyata. Yakni siap dengan rencana menampung 1.000 pasien dan 1.000 siswa untuk dirawat dan bersekolah di Indonesia. Hal ini dinilai bisa membuat AS dan Israel khawatir.
"Jadi saya melihat bahwa keberanian Indonesia ini akan dilihat oleh negara-negara lain, dan tidak cuma sekadar bicara dan level 'omon-omon' katanya ya, tetapi sudah aksi konkret. Nah, inilah yang akan membuat Amerika Serikat dan Israel juga akan khawatir," kata Hikmahanto dalam keterangannya, Sabtu (15/6).
Ia melanjutkan, rencana aksi tersebut diyakini dapat menekan Israel maupun sekutunya Amerika Serikat untuk menghentikan aksi genosida.
"Kita berharap kekhawatiran itu akan bisa menghentikan apa yang dilakukan oleh Israel di wilayah Gaza. Ini karena Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai dari Majelis Umum, Dewan Keamanan, semua seolah-olah tidak berkutik atas kebiadaban Israel," sebutnya.
Untuk itu, Hikmahanto berharap langkah konkret Pemerintah Indonesia lewat Prabowo di forum KTT Yordania ini bisa diikuti oleh negara-negara lain.
"Saya berharap apa yang dilakukan oleh Pak Prabowo akan membentuk yang kita sebut sebagai koalisi kemanusiaan. Yang dibutuhkan oleh dunia ini untuk menghentikan Israel adalah kemanusiaan. Saya yakin, kalau kita bicara kemanusiaan akan didukung oleh banyak pihak," demikian Hikmahanto.
Sumber: rmol
Foto: Presiden terpilih Prabowo Subianto/Istimewa