Aksi unjuk rasa digelar oleh ratusan warga Swiss di depan Komite Olimpiade Internasional di Lausanne pada Rabu (12/6).
Mereka menuntut agar Israel dilarang berkompetisi di Olimpiade 2024 di Paris sebagai respon atas tindakan genosida yang dilakukan di Jalur Gaza.
Para demonstran melumuri tangan mereka dengan cat merah dan menempelkannya ke pintu masuk gedung untuk menunjukkan bahwa korban sipil di Gaza terus bertambah.
Jika Komite Olimpiade bisa memboikot Rusia dan Belarusia dari Olimpiade 2022 karena perang Ukraina, maka harusnya kebijakan yang sama juga bisa diambil.
Pengunjuk rasa mengangkat spanduk bertuliskan: “Mari kita larang negara Israel yang melakukan genosida dari Olimpiade".
Mereka menyebut Israel sebagai negara kriminal karena dua pejabat tingginya yakni Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant terancam mendapat surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
"Israel mengolok-olok keputusan Pengadilan Kriminal Internasional serta Mahkamah Internasional,” tulis poster yang dibawa para pengunjuk rasa, seperti dikutip dari Anadolu Ajansi pada Kamis (13/6).
Protes damai tersebut hanya berlangsung selama dua jam dan berakhir tanpa campur tangan polisi.
Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 37.200 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 84.900 lainnya terluka.
Sumber: rmol
Foto: Para pengunjuk rasa memegang bendera Palestina menuntut agar Israel dilarang mengikuti Olimpiade Paris 2024 di depan Komite Olimpiade Internasional (IOC) di Lausanne, Swiss pada Rabu, 12 Juni 2024/Net