Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat alias Tapera yakni Heru Pudyo Nugroho buka suara soal simpanan tersebut.
Heru mengatakan simpanan bulanan kepesertaan ini diktahui bukan digunakan untuk mengangsur kredit pemilikan rumah alias KPR.
Heru mengatakan bahwa simpanan bulanan ini untuk berkontribusi terhadap pemberian bantuan subsidi agar suku bunga flat berada di angka 5 persen.
Heru pun menjelaskan bahwa konsep dari Tapera ini bukanlah iuran namun sesuai namanya yakni menabung.
Adapun untuk peserta yang telah memiliki rumah, dari hasil menyimpan uang tabungan tersebut akan digunakan untuk subsidi biaya KPR untuk yang belum punya rumah
Pernyataan Heru yang satu ini pun kemudian dikomentari oleh Said Didu eks Sekretaris Kementerian BUMN.
Said Didu dalam cuitannya berkomentar tentang bagaimana Tapera ini bakal memeras rakyat.
“Jelas kan bahwa TAPERA adalah PEMERASAN terhadap rakyat,” katanya.
Said juga menilai Pemerintah tak mampu menyediakan dana subsidi perumahan yang murah buat orang miskin.
“Buat menutupi ketidakmampuan pemerintah sediakan dana untuk subsidi perumahan murah bagi orang miskin.” katanya.
Peraturan soal Tapera yang diambil dari gaji pekerja ini tertuang di PP Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Tapera yang sudah diteken oleh Presiden Jokowi pada 20 Mei 2024.
‘Setiap pekerja dan pekerja mandiri yang berpenghasilan paling sedikit sebesar upah minimum wajib menjadi peserta,’ tercatat dalam Pasal 5 ayat 3 PP tersebut.
Untuk pemberi kerja dan pekerja bakal membayar setiap tanggal 10 buat simpanan peserta pekerja untuk Tapera.
Lalu simpanan peserta pekerja mandiri dibayarkan oleh pekerja mandiri itu sendiri.
Itu tadi apa kata Said Didu soal konsep Tapera bakal subsidi perumahan murah buat orang miskin memeras rakyat. Gimana menurutmu?
Sumber: kilat
Foto: Said Didu/Net
