Dalam beberapa waktu terakhir Indonesia dikejutkan dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang berdampak serius bagi anggaran negara termasuk defisit anggaran tahunan.
Terkait hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, melemahnya nilai tukar mata uang tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di negara tetangga. Bahkan sejumlah negara tersebut mengalami defisit anggaran yang cukup dalam.
"Yang mencetak dolar Amerika, dolarnya aman-aman saja dan India 82 persen, Malaysia 66 persen, Thailand 64 persen, Korsel 56 persen,” kata Airlangga dalam konferensi pers Kondisi Fundamental Ekonomi Terkini dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, di gedung Direktorat Jenderal Pajak, Jalan Selatan, Senin (24/6).
Untuk itu Airlangga meminta masyarakat tidak khawatir dengan defisit anggaran Indonesia lantaran masih aman dibandingkan negara lain.
"Jadi artinya dengan defisit mereka, dengan negara lain, lebih tinggi, kita tidak perlu khawatir karena kita tetap di bawah 40 persen,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Airlangga, dari segi daya saing,Indonesia mengalami kenaikan signifikan dari peringkat ke 34 menjadi ke-27. Selain itu, beberapa hal yang menjadi penting yaitu dari government efisiensi naik 8 level.
“Jadi dianggap pemerintahnya itu efisien, dari ranking 31 menjadi 23. Dari bisnis efisiensi naik 6 level dari 20 ke 14 dan didukung ini oleh produktivitas dan praktik bisnis yang sehat serta sektor keuangan dari performa ekonomi itu naik dari 29 menjadi 24,” tutupnya.
Sumber: rmol
Foto: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/RMOL