Di tengah ketegangan militer antara Israel dan Hizbullah, Turki telah lebih dulu menetapkan posisinya jika perang benar-benar terjadi.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (26/6) menegaskan dukungan negaranya untuk Lebanon dan meminta negara-negara regional untuk ikut juga mendukung Beirut
"Turki berdiri dalam solidaritas dengan Lebanon sehubungan dengan meningkatnya ketegangan dengan Israel," ungkap Erdogan dalam rapat parlemen, seperti dimuat Reuters.
Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berencana memperluas perang ke tingkat regional dan dukungan Barat sangat menyedihkan.
Konflik tingkat rendah antara Israel dan Hizbullah Lebanon telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Tzachi Hanegbi mengatakan, Washinton akan akan menghabiskan waktu beberapa minggu untuk mencoba mencapai kesepakatan baru dengan Hizbullah dan Israel dan menurunkan tensi militer di perbatasan.
“Kami sekarang akan mendedikasikan waktu berminggu-minggu yang panjang dalam upaya mencapai kesepakatan di sepanjang perbatasan," ujarnya.
Hizbullah mulai menyerang Israel utara sebagai wujud solidaritas dengan Hamas tak lama setelah perang Gaza meletus 7 Oktober lalu.
Selama sembilan bulan terakhir, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 400 orang di Lebanon, sebagian besar dari mereka adalah tentara Hizbullah. Tetapi 80 di antaranya merupakan warga sipil dan non-kombatan.
Di Israel utara, 16 tentara dan 11 warga sipil tewas akibat serangan yang dilancarkan dari Lebanon.
Sumber: rmol
Foto: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan/Net