Produk susu Cimory viral di media sosial. Perbincangan tersebut bermula
ketika sebuah akun menyatakan bahwa Cimory sebenarnya tak layak
dikategorikan sebagai produk susu. Sebabnya, kandungan susu segar Cimory
hanya 20 persen. Pertanyaan seputar siapa pemilik Cimory pun mengemuka.
Namun, di antara komentar miring tersebut, ada juga warganet yang
menceritakan sisi positif Cimory. Akun @melanieppuchino yang mengaku pernah
bekerja di Cimory di kawasan Cikande, Jawa Barat tersebut menulis bahwa
produsen susu yang memiliki peternakan sendiri seperti Cimory tidak mungkin
tidak memproduksi susu UHT dengan kandungan susu murni.
“Padahal produsen susu setau gw terutama cimory yg punya peternakan dan
pengolahan susu sendiri, sangat gak mungkin gak ngeluarin UHT dgn kandungan
susu murni. Ini ada koq UHTnya yg 100% isinya susu. Koq bandingin cepet2 dan
gak jelasin harganya brp, rasanya pakai apa, coklat beneran atau perisa?”
tulisnya.
Akun tersebut menambahkan bahwa zaman sekarang orang akan dengan gampang
memberikan penilaian meskipun hanya mengambil sampel amatir. Padahal imbas
penilaian itu bisa berdampak pada produk, perusahaan, bahkan karyawan.
“Kalau mau banding2in ya dijejerin yg semuanya full cream mana, susu rasa2
mana, harganya berapa, kemasannya gmn, gitu. Kalau mau sehat ya jangan minum
rasa2, SELESAI. Ada pilihan di produk2 tsb mau yg sehat atau ada rasanya
dengan gula dsb-nya ya terserah," ujarnya.
Apakah harus kasitau Pak Axel buat confront kalo productnya dijelekin? 😂
— si Hanih 吳妹兰 (@melanieppuchino) July 11, 2024
Padahal produsen susu setau gw terutama cimory yg punya peternakan dan pengolahan susu sendiri, sangat gak mungkin gak ngeluarin UHT dgn kandungan susu murni. Ini ada koq UHTnya yg 100% isinya susu. Koq… https://t.co/V9uwpbMgDY pic.twitter.com/iw1W1VHgA1
Pemilik Cimory
Menilik website resmi Cimory atau Cisarua Mountain Dairy, pendiri dan
komisaris Cimory Group adalah Bambang Sutantio. Ia merupakan pria kelahiran
26 Desember 1958.
Pada awal tahun ini Bambang masuk dalam jajaran orang terkaya nomor 17 di
Indonesia versi Forbes Reel Time Billionares. Total hartanya USD 1,7 miliar.
Bambang memang identik dengan sosok wirausahawan visioner yang pandai
membaca peluang. Terlahir dari keluarga sederhana, dia membangun Cimory
Group dari nol.
Cimory dimulai tanpa dukungan modal sejak awal, bahkan hanya dengan bantuan
satu orang karyawan. Awalnya Bambang mendirikan PT Macroprima Panganutama
pada tahun 1993. Ia memulai bisnis olahan daging ini bekerja sama dengan
peternak di Jawa Timur.
Produk Macroprima telah tersebar di toko-toko ritel dengan nama merek
Kanzler. Tahun 2004, Bambang memutuskan bisnis Cimory untuk go public.
Hasilnya, ia mendapatkan peningkatan modal lebih dari 200 juta USD atau
setara Rp 3,2 triliun. Menurut Forbes, Cimory melaporkan penjualan 404 juta
USD pada tahun 2022, naik 55% dari sebelumnya.
Kemudian Januari 2023, perusahaan ekuitas swasta General Atlantic membeli
5,64% saham Cimory seharga 130 juta USD. Dengan peningkatan ini, Cimory tak
hanya dikelola oleh Bambang saja.
Ia pun mempercayakan anak-anaknya untuk menjadi petinggi perusahaan.
Diketahui, Bambang Sutantio memiliki 3 anak mereka adalah Wenzel, Axel dan
Farell. Putra sulungnya, Farell Grandisuri Sutantio, menjalankan perusahaan
sebagai presiden direktur.
Pendidikan dan Prestasi Bambang Sutantio
Bambang meraih gelar Diplom-Ingeniur di bidang Teknologi Pangan dari
Technical University of Berlin pada tahun 1984. Dia juga merupakan penerima
EY Entrepreneur of The Year 2019, di bawah kategori Food Manufacturing
Entrepreneur.
Karena keberhasilannya membangun bisnis yang berbasis pada peternakan,
Bambang pun diberi gelar Doctor Honoris Causa bidang Ilmu Peternakan kepada
Dipl.-Ing dari Universtias Diponegoro (Undip).
Sepanjang kariernya, Bambang telah mendirikan dan memimpin beberapa
perusahaan di bawah Cimory Grup, di antaranya Manufaktur Makanan dan
Minuman, Industri Bahan Makanan, Industri Wisata, dan taman rekreasi
Keluarga.
Tidak hanya fokus memproduksi olahan susu, Bambang Sutantio juga
mengembangkan bisnisnya dengan membuka factory outlet yang diutamakan untuk
wisata bertajuk Dairyland.
Lokasinya di Semarang, Puncak, Prigen, Bogor, Boyolali dan Lembang. Di
Dairyland, pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti memberi
makan hewan ternak, restoran, musium susu dan wahana foto.
Demikian penjelasan tentang Bambang Sutantio, pemilik Cimory yang produknya
tengah menjadi sorotan lantaran viral konten disebut bukan susu murni.
Sumber:
suara
Foto: Bambang Sutantio, pemilik Cimory (Dok. Cimory)