Jusuf Hamka menjanjikan hal ini untuk Pilkada DKI Jakarta.
Jusuf Hamka singgung soal sekolah gratis sampai nasi kuning seharga Rp 3 ribu.
Dikutip Kilat.com melalui kanal Youtube Kompas TV, Minggu, 14 Juni 2024, Jusuf menceritakan bagaimana dirinya mendapat mandat dari Partai Golkar untuk maju di Pilkada Jakarta bersama Kaesang.
Menurut Babah Alun, sebelum penunjukan tersebut, ia sempat berdiskusi dengan Airlangga mengenai situasi Jakarta.
“Hari tanggal 11 itu saya makan siang diundang oleh Ketua Umum Golkar di kantor beliau,” ucap Jusuf Hamka.
“Terus saya ditanya, 'Ini bagaimana ya Jakarta? Kemacetan, banjir. Kamu kan pelaku infrastruktur,'" lanjutnya.
Jusuf menjawab bahwa ia sedang membangun Harbour Road II dari Pelabuhan Tanjung Priok ke Cengkareng untuk mengatasi kemacetan.
Airlangga, katanya, juga menanyakan masalah sampah.
Jusuf menjelaskan bahwa ia telah mencoba mengatasi persoalan sampah dengan budidaya maggot yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga.
Kemudian, Jusuf mendapat telepon dan diminta datang ke kantor DPP Golkar.
Airlangga dan Kaesang mengadakan pertemuan di kantor DPP Golkar.
Setelah pertemuan tersebut, Airlangga menanyakan kesediaannya untuk menjadi cawagub Kaesang di Pilkada Jakarta.
“Saya cuma bisa bilang, ini nggak salah, Pak? Saya nggak punya logistik. Logistik saya bukan buat bagi-bagi rakyat, saya bilang,” tutur Jusuf.
“Dia bilang ini sudah perintah, saya bilang kalau perintah, saya tetap jalankan. Kalau rakyat membutuhkan logistik karena saya, saya nggak pernah menjanjikan logistik buat rakyat"
“Saya menjanjikan kesejahteraan kalian pasti lebih baik, sekolah gratis, insyaallah makan pun saya sudah melakukan. Warung nasi kuning Babah Alun ini sudah sejak 2018, dari Februari," imbuhnya.
Ia kemudian menjelaskan rencananya jika benar-benar diusung menjadi cawagub Jakarta.
“Saya ditanya konsepnya apa? Seluruh kelurahan saya bikin warung nasi kuning Babah Alun, dan itu warung nasi kuning bukan saya kasih gratis, saya kasih dengan harga Rp3 ribu, daripada saudara-saudara kita makan Rp10 ribu setiap hari,” beber Jusuf.
Bahan baku untuk nasi kuning tersebut, katanya, dibeli dari warung-warung UMKM untuk memberdayakan mereka.
"Jadi boleh dibilang kaum termarjinalkan, kaum dhuaa, fakir miskin, dia bisa makan dengan harga murah, dan dia juga bisa ikut sedekah.”
“Dengan dia punya Rp10 ribu, biasa dia makan Rp10 ribu di warung setempat, dia cukup keluar Rp3 ribu, kami subsidi Rp7 ribu. Bahkan di Cianjur kita beli cuma Rp7 ribu, kami subsidi cuma Rp4 ribu,” tuturnya.
Jusuf Hamka juga menyatakan bahwa rakyat Jakarta membutuhkan transportasi gratis, sekolah gratis, dan layanan kesehatan gratis.
“Jadi semua disubsidi saja, APBD ada Rp96 triliun, begitu saja kok repot, dananya banyak," pungkasnya. (*)
Sumber: kilat
Foto: Jusuf Hamka (Instagram @jusufhamka)