MIRIS! Anggaran Makan Bergizi Gratis Mau Disunat jadi Rp 7.500, Begini KataHabib Rizieq -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

MIRIS! Anggaran Makan Bergizi Gratis Mau Disunat jadi Rp 7.500, Begini KataHabib Rizieq

Jumat, 19 Juli 2024 | Juli 19, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-19T03:41:20Z

Wacana pemotongan anggaran makan bergizi gratis untuk anak sekolah sebesar Rp7.500 sedang ramai diperbincangkan publik hingga viral di media sosial X pada hari ini Kamis (18/7/2024).

Program andalan kampanye presiden terpilih Prabowo Subianto kini menjadi polemik karena keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah.

Tapi jauh dari sebelum wacana pemotongan anggaran ini ternyata isu tersebut pernah disinggung oleh Habib Rizieq Shihab (HRS). Dalam sebuah video ceramah yang viral itu, HRS mengkritik adanya sebuah program yang dibuat pemerintah tidak sejalan lagi dengan kepentingan umum masyarakat.

Saat itu, dia menyoroti soal kebijakan pemerintah yang akan mengimpor dokter asing.

"Kementerian Kesehatan mengatakan, kita perlu dokter-dokter naturalisasi. Yeee...Lu kira main bola. Main bola naturalisasi, pemain asing disuruh jadi pemain kita, eh dokter digituin juga, alasannya apa? Karena Indonesia kekurangan dokter," kata HRS dalam sebuah ceramahnya.

Padahal kata dia banyak dari orang-orang Indonesia yang cerdas dan berpotensi bisa menjadi dokter, namun kata HRS karena biaya sekolah kedokteran mahal membuat orang-orang Indonesia tak mampu untuk menjadi dokter.

"Karena kuliah di fakultas kedokteran mahal, ratusan juta (rupiah). Nggak punya duit ratusan juta, jangan mimpi kuliah di fakultas kedokteran." ucapnya.

Jadi, menurut HRS, bukan orang Indonesia yang bodoh. Kalau fakultas kedokteran dibuka secara gratis, jutaan anak-anak Indonesia akan kuliah di fakultas kedokteran, dan jutaan anak itu akan menjadi dokter.

"Rasain lu kuliah mahal. Ya dia pilih dia lagi, diajak berubah nggak mau, rasain!" kata Rizieq, yang disambut tawa oleh jamaahnya.

Ia pun kemudian menyoroti konstitusi yang mewajibkan 20 persen dari APBN wajib dialokasikan ke pendidikan. HRS mempertanyakan ke mana larinya 20 persen anggaran pendidikan itu selama ini. Karena menurutnya, semestinya pendidikan dari tingkat SD sampai universitas di Indonesia, gratis.

"Tapi lu milihnya makan gratis. Kacau, kacau, kacau. Ditawarin mau sekolah gratis apa makan gratis, milihnya makan gratis. Akhirnya makan gratisnya sekarang cuma sama telor ceplok doang, itupun duitnya nggak ada, besok pakai ikan asin," kelakar HRS.

Asal tahu saja, isu mengenai anggaran makan siang gratis untuk anak sekolah sebesar Rp7.500 kembali hangat diperbincangkan.

Sebelumnya anggaran dari program itu dipatok sebesar Rp15.000 per siswa.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menjelaskan bahwa nilai Rp7.500 masih dalam tahap pembahasan dan terbuka untuk masukan dari berbagai pihak.

"Nilai Rp7.500 ini belum final. Kita masih terus menyaring masukan dari berbagai pihak, termasuk para ahli gizi," ujar Muhadjir dikutip Kamis (18/7/2024).

"Saya juga sudah memberi masukan dan perspektif, nanti akan dilihat tapi insya allah berapa pun nilainya akan memenuhi standar kesehatan," tambah Muhadjir.

Sebelumnya Ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan, mengungkapkan bahwa dirinya diajak mendiskusikan program makan bergizi gratis untuk anak-anak oleh tim sinkronisasi Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Salah satu pembahasannya adalah mengenai keinginan Prabowo mengefisienkan pagu anggaran Rp 71 triliun agar dapat digunakan secara maksimal dan menjangkau sebanyak mungkin anak-anak.

“Yang saya mau sharing itu adalah angka itu memang dibahas dengan Pak Prabowo gitu, yang dikomunikasikan ke saya. Angka Rp 71 triliun dan defisit 2,5 persen, bukan ke 3 persen ataupun ke 3,5 persen gitu, enggak begitu. Mereka sudah agree on that,” ujar Heriyanto dalam acara Market Outlook 2024.

Dari situ, Heriyanto melihat ada keinginan dari pihak Prabowo untuk bisa menjalankan program makan bergizi gratis secara maksimal, tanpa perlu menambahkan atau mengurangi pagu anggaran Rp 71 Triliun.

Salah satu cara yang sedang dipikirkan adalah dengan 'menyunat' anggaran dari Rp15.000 menjadi Rp7.500 per siswa.

“Yang menarik buat saya, Bapak Ibu sekalian adalah, setelah dikomunikasikan angka itu 71 triliun, kemudian tugasnya Pak Presiden terpilih ke tim ekonomi ini adalah untuk memikirkan, apakah biaya makanan per hari itu bisa enggak diturunin, lebih hemat dari Rp 15.000,” ungkap Heriyanto.

“Mungkin ke Rp 9.000, ke Rp 7.500 kira-kira begitu. Dan kita bisa pahami kalau sebagai politisi, tentunya beliau mau programnya itu menyentuh sebanyak mungkin rakyat,” sambungnya.

Sumber: suara
Foto: Habib Rizieq Shihab (HRS)/Net

×
Berita Terbaru Update
close