Pandji Pragiwaksono Bongkar Masa Lalu Marshel Widianto sebagai Kurir Narkoba dan Antar Jemput Wanita Malam -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pandji Pragiwaksono Bongkar Masa Lalu Marshel Widianto sebagai Kurir Narkoba dan Antar Jemput Wanita Malam

Rabu, 03 Juli 2024 | Juli 03, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-03T12:46:38Z

Pandji Pragiwaksono sentil masa lalu Marshel Widianto sebagai kurir narkoba dan antar jemput wanita malam tidak layak nyalon jadi wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Marshel Widianto resmi diangkat menjadi calon Wakil Wali Kota Tangsel diusung partai Gerindra.

Keputusan ini menjadi sorotan publik karena Marshel Widianto dianggap tidak layak mencalon.

Bahkan beberapa pihak telah menyentil ketidaklayakan Marshel untuk maju di Pilkada 2024.

Dan terbaru, Pandji Pragiwaksono ikut berkomentar terkait Marshel Widianto yang menyalonkan diri sebagai Wakil Walikota Tangerang Selatan.

Menurut Pandji Pragiwaksono, Marshel Widianto dinilai tidak layak untuk terjun ke politik sebagai Wakil Walikota Tangerang Selatan.

Dia mengingatkan bahwa masa lalu Marshel Widianto pernah jadi kurir narkoba.

Dan hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Marshel tak layak nyalon Wakil Walkot Tangsel.

Tak hanya menjadi kurir narkoba, Marshel juga pernah menjadi tukang antar jemput wanita malam.

Hal ini diungkap Pandji Pragiwaksono di podcast bersama Deddy Corbuzier di kanal YouTube.

"Kalau gue jadi orang yang dekat sama Gerindra, misalnya gue jadi buzzer-nya, gue akan bilang, 'Ngapain lo milih orang yang dulunya antar jemput lo**te untuk jadi Wakil Walikota Tangsel?" kata Pandji Pragiwaksono, dikutip Rabu 3 Juli 2024.

"Dulunya bandar sabu dan abis itu suka beli bokep. Maksud gue boleh, memang nggak ada orang lain?" tambahnya.

Terlepas dari rasa tidak setujunya itu, sebenarnya Padji Pragiwaksono tidak bisa menyalahkan Marshel Widianto sepenuhnya.

Menurutnya, pihak partai yang seharusnya memikirkan dengan lebih matang sebelum mengajukan kadernya dalam pemilihan berikutnya.

"Tapi, bukan kesalahan Marshel menurut gue. Apapun itu, harusnya yang jadi pengambil keputusan itu adalah partai dan pimpinan partai," ujarnya. (*)

Sumber: kilat
Foto: Pandji Pragiwaksono/Net
×
Berita Terbaru Update
close