Sisi Gelap Seleksi Pimpinan KPK Dibongkar Mahfud MD, Ngaku Pernah Disogok Sejumlah Uang -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sisi Gelap Seleksi Pimpinan KPK Dibongkar Mahfud MD, Ngaku Pernah Disogok Sejumlah Uang

Jumat, 26 Juli 2024 | Juli 26, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-26T06:09:57Z

Sisi gelap seleksi pimpinan KPK kini dibongkar Mahfud MD.

Mahfud MD mengakui pernah disogok sejumlah uang saat seleksi pimpinan KPK.

Dikutip Kilat.com melalui kanal Youtube Mahfud MD Official, Kamis, 25 Juli 2024, Mahfud MD mengungkapkan sisi kelam dari proses seleksi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Pengalaman tersebut ia alami saat menjadi Anggota DPR RI pada periode 2004-2008.

“Dulu saya Komisi III, saya nih, masih ada saksinya sekarang orang ini, pemilihan KPK yang angkatan Antasari Ashar cs itu kan yang memilih angkatan saya di DPR," ujar Mahfud MD.

"Saya sudah memilih seseorang a, b, c, d, tiba-tiba yang ranking satu menurut fraksi saya itu mengutus orang, mengantar uang ke ruang saya,” sambungnya.

Ketika ditanya maksud dari pernyataannya, Mahfud menjelaskan bahwa utusan tersebut menyampaikan bahwa uang yang dibawa adalah titipan untuk fraksinya agar memilih seseorang.

Akhirnya, uang tersebut ditolak, dan Mahfud memberitahu utusan bahwa fraksinya akan melakukan pemilihan sesuai prosedur.

Setelah utusan tersebut pergi, Mahfud segera menghubungi anggota-anggota DPR RI lainnya dalam fraksinya.

Dengan marah, Mahfud meminta mereka untuk tidak memilih orang tersebut, meskipun sebelumnya sudah direncanakan untuk memilihnya.

“Saya telfoni satu-satu, ada Imam Anshori Saleh, ada Hajar Wafa, kemudian ada Masduki, saya telfoni jangan pilih itu, yang tadi itu, saya bilang. Kenapa, ngantarkan uang ke sini, saya bilang,” lanjutnya.

Akhirnya, fraksi Mahfud memutuskan untuk tidak memilih orang tersebut sebagai pimpinan KPK.

Padahal, orang itu hampir berada di posisi teratas, dan jika fraksi Mahfud turut memberikan suara, orang tersebut akan menjadi yang teratas dalam seleksi pimpinan KPK pada saat itu.

“Tidak terpilih, padahal dia hampir nomor satu waktu itu, kalau masuk nomor satu, kalau fraksi saya tidak ke luar dia masuk, iya, ini masih ada saksinya, Imam Anshori Saleh, masih ada sekarang, saya telfoni jangan pilih dia, kenapa pak, tadi kan sudah dinilai bagus, ngantar uang nih untuk Anda untuk saya, tapi saya kembalikan saya bilang, tahun 2006,” kata eks Menkopolhukam itu.

Mahfud menilai bahwa tindakan-tindakan seperti ini, termasuk melakukan lobi-lobi, merusak proses seleksi pimpinan KPK karena menghilangkan objektivitas.

Begitu juga dengan seleksi KPK terbaru yang melibatkan permintaan dukungan dari ormas atau pertemuan dengan pimpinan partai.

Menteri Pertahanan periode 2000-2001 tersebut merasa bahwa lobi-lobi tersebut dimaksudkan agar nama-nama calon sudah dikenal sebelum tes dilakukan.

Dengan demikian, ketika tes dilaksanakan, nama-nama tersebut sudah tidak lagi dinilai secara objektif.

“Sehingga, orang sebelum itu sudah dengar namanya sebelum dites, ini akan lulus dan benar karena sudah ada lobi-lobi, bukan obyektivitas. Nah, oleh sebab itu, menurut saya sekarang ini DPR harus mulai, ini kan DPR baru lah, mari perbarui,” ujar Mahfud.(*)

Sumber: kilat
Foto: Mahfud MD/Net
×
Berita Terbaru Update
close