Kelas menengah di Indonesia diakui semakin menyusut tahun ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan saat ini warga kategori kelas menengah hanya 17,13 persen dari total populasi Indonesia.
Jika total penduduk Indonesia adalah 270 juta orang, maka jumlah middle class hanya sekitar 46,25 juta orang.
Padahal sebelum pandemi Covid-19, angka kelas menengah sedikit lebih tinggi dari yang tercatat saat ini.
"Tentunya pada waktu sebelum covid angkanya (kelas menengah) sedikit lebih tinggi. Ini karena ada efek dari covid yang sering disampaikan Bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani) sebagai scaring effect, diharapkan ini bisa diperbaiki ke depannya," tuturnya Konferensi Pers Dialog Kelas Menengah di Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Selasa (27/8).
Airlangga menekankan pentingnya peran kelas menengah dalam perekonomian Indonesia. Ia menyatakan bahwa kelas menengah adalah motor penggerak ekonomi nasional.
Pemerintah, lanjutnya, telah berupaya menjaga stabilitas kelas menengah melalui berbagai program, termasuk perlindungan sosial, insentif pajak, jaminan kehilangan pekerjaan, Kartu Prakerja, hingga kredit usaha rakyat (KUR).
Airlangga berharap berbagai upaya tersebut mampu mencegah penurunan angka kelas menengah lebih lanjut.
"Untuk menjaga kelas menengah, kita perlu mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil dan tinggi," jelasnya.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang kuat akan membantu kelas menengah terus berkembang dan mengurangi risiko penurunan status sosial mereka.
Sumber: rmol
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto/Ist