Akun X atau Twitter dengan username @/harairankara menyebut bahwa saat ini
seruan boikot untuk Raffi Ahmad sudah termasuk sebagai gentrifikasi.
Semua bermula lantaran ramainya ajakan boikot Raffi Ahmad karena dianggap
tone deaf alias tidak peduli dengan keadaan Indonesia akhir-akhir ini.
Sebab, saat kelas menengah ke bawah sedang berusaha mengupayakan haknya,
Raffi Ahmad justru terlihat semakin lengket dengan pemegang kuasa.
Apa Itu Gentrifikasi?
Merangkum berbagai sumber, istilah gentrifikasi dimaknai sebagai proses
perubahan sebuah kawasan kota yang awalnya padat penduduk dengan ekonomi
rendah menjadi lebih mewah dan lebih mahal. Kondisi ini, tak jarang
menyebabkan penduduk asli yang kurang mampu terpaksa pindah.
Proses gentrifikasi biasanya terjadi ketika orang-orang dengan pendapatan
lebih tinggi mulai pindah ke area tersebut, memperbaiki dan merestorasi
bangunan, serta meningkatkan kualitas fasilitas yang kemudian meningkatkan
harga sewa dan properti.
Akibatnya, penduduk lama yang tidak mampu mengikuti perubahan biaya hidup
bisa kehilangan tempat tinggal mereka.
Seruan boikot kepada Raffi Ahmad mulai muncul, ketika ia memposting batalnya keputusan Baleg DPR soal JR MK. Apa yang membuat netter geram? Yup, logo Prabowo - Gibran ada di postingan RA.
— Anak Haram Intelektual (@haranirankara) August 28, 2024
Oh tidak, Aku tydack iri dengan RA. Justru yang Aku soroti yaitu Gentrifikasi, apa itu?'- pic.twitter.com/8giOeyp7e9
Jika dirangkum dalam kalimat sederhana, gentrifikasi bisa disebut sebagai
rezeki kaum kecil yang dicaplok kaum besar. Contoh yang paling mudah dilihat
akhir-akhir ini mungkin adalah bagaimana kreator TikTok, YouTube yang diisi
orang-orang biasa, kini juga dipenuhi oleh artis besar, seperti Raffi Ahmad.
Supaya lebih mudah dipahami, berikut adalah beberapa contoh gentrifikasi
lainnya:
- Williamsburg, Brooklyn di New York, yang dulu merupakan kawasan industri
dan penduduk kelas pekerja, kini menjadi salah satu area paling trendi dan
mahal di kota.
- Shibuya di Tokyo, Jepang, mengalami transformasi dari kawasan industri
menjadi pusat komersial dan gaya hidup yang mewah.
- Kuta di Bali, yang awalnya adalah area pedesaan dan perkampungan
sederhana, sekarang menjadi salah satu pusat wisata dan belanja yang sangat
mahal.
- Semanggi di Jakarta, yang sebelumnya merupakan kawasan dengan banyak
pemukiman sederhana, kini telah berkembang dengan adanya pusat perbelanjaan
dan apartemen mewah.
- Mission District di San Francisco, yang dulu merupakan komunitas yang
terjangkau dan beragam, kini menjadi area yang sangat mahal dengan banyak
restoran dan butik mewah.
Sumber:
suara
Foto: Gibran Rakabuming Raka dengan Raffi Ahmad/Net