Bahlil, Raja Jawa dan Jokowi -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Bahlil, Raja Jawa dan Jokowi

Jumat, 23 Agustus 2024 | Agustus 23, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-08-23T03:30:48Z

Ketua Umum Partai Golkar terpilih Bahlil Lahadalia mengingatkan untuk berhati-hati dengan Raja Jawa karena celaka.

Publik bisa menerka Jokowi Raja Jawa yang dimaksud Bahlil. Pernyataan itu dapat diartikan sebagai pengakuan terhadap dominasi politik Jokowi di Jawa. Jokowi, yang berasal dari Jawa, telah menunjukkan popularitas dan pengaruh yang kuat di wilayah ini.

Dari sudut pandang linguistik, Raja Jawa merupakan sebuah metafora yang digunakan untuk menggambarkan sosok yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang besar di Jawa. Metafora ini mengacu pada simbol “raja” yang dalam budaya Jawa dikaitkan dengan kepemimpinan, kekuasaan, dan pengaruh

Pernyataan Raja Jawa menegaskan bahwa ia memiliki basis dukungan yang kuat di Jawa, yang dapat menjadi modal menjadi Ketua Dewan Pembina Golkar.

Bahlil mengingatkan untuk berhati-hati dengan Raja Jawa dapat diartikan sebagai upaya untuk melegitimasi kepemimpinan Jokowi di mata publik. Dengan menyebut Raja Jawa, Bahlil seolah ingin menegaskan bahwa Jokowi merupakan pemimpin yang diterima oleh masyarakat Jawa, yang merupakan kelompok penduduk mayoritas di Indonesia.

Pernyataan Raja Jawa dapat diartikan sebagai strategi politik untuk membangun citra Jokowi sebagai pemimpin yang kuat dan berpengaruh. Dengan menggunakan simbol Raja Jawa, Bahlil berusaha untuk memperkuat citra Jokowi sebagai sosok yang disegani dan memiliki pengaruh yang luas.

Implikasi

Pernyataan Bahlil tersebut memiliki implikasi signifikan dalam konteks politik, baik secara internal maupun eksternal.

Secara internal, pernyataan ini berpotensi memicu perpecahan di internal partai pendukung Jokowi. Beberapa pihak mungkin akan merasa tidak nyaman dengan pernyataan tersebut, dan menganggapnya sebagai upaya untuk mendelegitimasi tokoh-tokoh lain di Golkar.

Eksternal, pernyataan ini juga berpotensi memicu reaksi negatif dari pihak-pihak yang menentang Jokowi. Mereka mungkin akan menganggap pernyataan tersebut sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan dan upaya untuk memperkuat dominasi politik Jokowi.

Respon

Ada yang mendukung dan setuju dengan pernyataan Bahlil, namun ada juga yang menentang dan mengkritiknya.

Pihak yang mendukung pernyataan Bahlil umumnya merupakan pendukung Jokowi dan melihat pernyataan tersebut sebagai bentuk apresiasi terhadap kepemimpinan Jokowi. Mereka menganggap bahwa Jokowi memang memiliki pengaruh kuat di Jawa dan layak disebut sebagai Raja Jawa.

Pihak yang menentang pernyataan Bahlil umumnya adalah kelompok yang menentang Jokowi dan menganggap pernyataan tersebut sebagai bentuk penghasutan dan upaya untuk melanggengkan kekuasaan. Mereka juga menganggap bahwa penggunaan istilah Raja Jawa tidak pantas digunakan dalam konteks demokrasi.

Oleh: Rokhmat Widodo
Pengamat Politik
______________________________________
Disclaimer: Rubrik Kolom adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan oposisicerdas.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi oposisicerdas.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
×
Berita Terbaru Update
close