Mantan pebulutangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii mendadak curi perhatian usai menulis cuitan yang memancing kontroversi.
Awalnya, Greysia Polii merespons cuitan dari salah satu warganet X yang mengkritik soal kinerja pemerintah terhadap para atlet di Indonesia.
Menurut akun X @dr_winnunez, para pemimpin cenderung mengandalkan cabang olahraga bulu tangkis untuk meraih medali emas di Olimpiade.
"270 juta masyarakat Indonesia, petinggi punya pemikiran cuma bisa ngandelin bulu tangis buat dapet emas Olimpiade? Mending rombang total itu Kemenpora dan turunannya," cuitnya.
Sontak Greysia langsung membantah keras kritikan tersebut.
Menurut dia, pemerintah telah berperan besar dalam memajukan olahraga Indonesia.
"Jangan asal ngomong ya, lihat dulu sejarah. Saya melihat sendiri kebanyakan pemimpin olahraga ikut bergerak memajukan olahraga bangsa iniHasilnya 2024 emas olimpiade bukan hanya dari cabang bulu tangkis bro," timpal Greysia yang cuitannya kini telah dihapus.
Cuitan Greysia itu pun tentu menuai polemik lantaran dianggap tidak berpihak kepada para atlet.
Sementara diketahui masih banyak atlet dari cabang olahraga lain yang tidak difasilitasi dengan layak oleh pemerintah.
Salah satunya yang dialami oleh atlet angkat besi, Rahmat Erwin Sabet yang mengaku hanya bisa berlatih di rumah karena tidak adanya fasilitas dari pemerintah.
Sejumlah warganet pun menyayangkan dengan sikap Greysia yang cenderung pro pemerintah itu.
"Ngga kebayang gimana kondisi tab mention akun Greysia Polii besok pagi pasca twit blunder itu. Untungnya sekarang sudah dihapus. Di saat banyak atlet cabor selain badminton dan sepakbola curhat tentang kurangnya perhatian pemerintah, twit Greysia memang ngga pas. Tone deaf," tulis salah satu warganet.
Sebagai informasi tambahan, Indonesia hingga kini telah menyumbang tiga medali di Olimpiade Paris 2024.
Dua emas diraih oleh atlet panjat tebing, Veddriq Leonardo dan atlet angkat besi, Rizki Juniansyah. Sementara Gregoria Mariska Tunjung menyabet perunggu. (*)
Sumber: kilat
Foto: Greysia Polii menuai kontroversi usal menulis cuitan yang dianggap blunder. (NOC Indonesia)
