Spekulasi mundurnya Airlangga Hartarto dari Ketum Golkar salah satunya dikaitkan keluarnya SPDP dengan status tersangka dalam perkara korupsi minyak goreng atau migor.
Rumors status tersangkanya berkembang sejak Jumat usai pertemuan Presiden Jokowo, Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto di istana negara.
Saat dikonfirmasi soal status tersangka Airlangga Hartarto dalam kasus Migor, Kejaksaan Agung memberikan klarifikasi.
"Kami belum mengeluarkan pernyataan apapun mengenai hal tersebut," kata Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar dalam keterangannya, Minggu 11 Agustus 2024.
"Kami tidak memiliki informasi terkait status tersangka Airlangga Hartarto,” tegas Harli.
Diketahui, lewat sebuah video pada Sabtu 11 Agustus 2024, Airlangga menyampaikan pengunduran dirinya.
Airlangga mengatakan keputusannya mundur diambil demi menjaga stabilitas transisi pemerintahan yang akan datang.
"Saya Airlangga Hartarto, setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Golkar," ujar Airlangga.
Pengunduran diri ini berlaku sejak Sabtu malam, 10 Agustus 2024, dan telah disampaikan kepada jajaran pengurus partai.
Sebagai partai besar yang matang dan dewasa, DPP Partai Golkar akan segera mempersiapkan mekanisme organisasi yang sesuai dengan ketentuan AD ART partai. (*)
Sumber: kilat
Foto: Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar Beri Tanggapan Soal Dugaan Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar Karena Dugaan Korupsi Migor. (instagram.com/kejati_kepri)
