Kendali Partai Golongan Karya (Golkar) diprediksi akan diambil alih Presiden Joko Widodo, untuk melawan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sudah berseberangan secara politik.
Pengamat politik Yusak Farchan mengamati, Golkar sebagai salah satu partai politik tertua di Indonesia telah mengalami penyerobotan kepemimpinan karena Airlangga Hartarto secara tiba-tiba mundur dari jabatan ketua umum Golkar.
"Mundurnya Airlangga berpotensi mempengaruhi arah dukungan Golkar di Pilkada Serentak 2024," ujar Yusak kepada RMOL, Kamis (15/8).
Direktur Eksekutif Citra Institute itu meyakini, pergantian ketua umum Golkar yang akan berlangsung sebelum pendaftaran calon kepala daerah 2024 pada 27 Agustus nanti, kemungkinan didesain untuk memuluskan kepentingan Jokowi di Pilkada Serentak 2024.
Dia menduga, musyawarah nasional (Munas) Golkar yang dilaksanakan 20 Agustus 2024 nanti potensi memilih kader yang bisa dikendalikan Jokowi.
Menurutnya, hal itu dilakukan guna menghapus pengaruh PDIP terhadap Jokowi yang sudah 2 periode atau 10 tahun dibekingi, namun selama 5 tahun ke depan parpol berlogo banteng moncong putih itu tak lagi bisa membekinginya karena tidak memenangkan Pilpres 2024.
"Jika faksi Jokowi yang menang, tentu kepentingan utama Jokowi adalah bagaimana menumbangkan calon-calon yang diusung PDIP. Pertarungan Jokowi-PDIP berpotensi masih berlanjut di pilkada," demikian Yusak menambahkan.
Sumber: rmol
Foto: Presiden Joko Widodo/Net