Sempat di atas angin setelah mendapat restu maju Pilkada Jakarta 2024 lewat bendera PKS, PKB, dan Partai Nasdem, pencalonan Anies Baswedan potensi berakhir dramatis.
"Penyebabnya PKS, PKB, dan Partai Nasdem memilih bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk mengusung Ridwan Kamil-Suswono," kata Ketua Koalisi Pemerhati Jakarta Baru (Katar) Sugiyanto yang dikutip dari RMOL, Kamis (29/8).
Meski begitu, kata Sugiyanto, dalam politik hitungan detik dapat mengubah segalanya.
"Politik adalah seni mewujudkan sesuatu yang tampaknya mustahil. Gambaran ini sangat relevan dengan situasi politik di Jakarta saat ini," kata Sugiyanto.
Pada Senin (26/8) sempat beredar kabar Anies akan diusung PDIP sebagai Cagub berpasangan dengan Rano Karno. Tetapi rencana tersebut gagal diumumkan.
Puncak drama politik ini terjadi pada Rabu (28/8) ketika KPU DKI Jakarta membuka pendaftaran di hari kedua.
KPU DKI mengumumkan bahwa pasangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono resmi diusung oleh 13 partai politik. Adapun 13 partai politik itu adalah Gerindra, PKS, Golkar, Demokrat, NasDem, PSI, PKB, Gelora, PBB, Perindo, PAN, PPP, dan Garuda.
Sementara PDIP lebih menjagokan dua kader internalnya, Pramono Anung-Rano Karno maju Pilkada Jakarta.
"Dengan kejadian ini, peluang Anies Baswedan untuk maju di Pilkada Jakarta potensi tertutup. Tidak ada lagi parpol yang berpotensi mengusungnya," demikian Sugiyanto.
Sumber: rmol
Foto: Anies Baswedan/Ist