Kabar pemerintah menyewa 1.000 unit mobil untuk perayaan HUT RI ke 79 di IKN kini tengah menjadi sorotan publik.
Pengamat Kebijakan Publik, Gigin Praginanto juga turut memberikan komentarnya terkait kabar tersebut.
Menurut Gigin Praginanto, pilihan pemerintah menyewa 1.000 unit mobil tersebut bisa dibilang sebagai pesta gila-gilaan.
Apalagi saat ini kondisi perekonomian sedang kurang baik dan banyak pengangguran di Indonesia.
"Nggak ada orang waras di negara miskin yang sarat pengangguran mau menyelenggarakan pesta pora seperti ini," ungkapnya.
Blak-blakan, Gigin bahkan menilai jika permintaan maaf pemerintah tempo hari bukanlah dari hati mengingat hari ini ada kebijakan penyewaan unit mobil dalam jumlah yang besar.
"Ini bukti bahwa permintaan maafnya cuma basa-basi," terangnya.
Senada dengan Gigin, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Shofwan Al Banna juga memberikan tanggapan serupa.
Dalam cuitannya pada Selasa, 6 Agustus 2024, Shofwan mengatakan jika lebih baik anggaran sewa 1.000 mobil tersebut digunakan pemerintah untuk mendukung riset.
Selain itu, dana tersebut juga dinilainya akan lebih bijak jika digunakan pemerintah untuk memberikan subsidi pendidikan dan honor guru.
"Subsidi pendidikan supaya semua bisa sekolah nggak penting. Honor guru nggak penting," cuitnya.
Menurutnya anggaran tersebut lebih tepat digunakan untuk mensubsidi lini-lini tertentu yang lebih membutuhkan daripada hanya dihabiskan untuk menyewa 1.000 mobil untuk perayaan HUT RI di IKN.
"Yang penting adalah upacara hore-hore untuk para pejabat dan influencer," ungkapnya.
Sebagai informasi jika sebanyak 1.000 unit mobil akan disewa untuk memfasilitasi tamu negara dan VVIP selama perayaan HUT RI ke 79 di IKN pada 17 Agustus mendatang.(*)
Sumber: kilat
Foto: Presiden Joko Widodo/Net
